Infinix Kembangkan HP yang Punggungnya Bisa Berubah Warna dan Desain Sesuai Keadaan

Sorotan
  • Infinix memamerkan sebuah ponsel prototipe dengan teknologi GT DynaVue, dapat berubah warna sesuai kondisi.
  • GT DynaVue bukan menggunakan lampu RGB biasa, melainkan teknologi elektrokromik yang biasa dipakai pada sunroof mobil mewah. 
  • Bodi belakang ponsel tersebut dapat berubah warna, menampilkan animasi, atau memperlihatkan tekstur tersembunyi berdasarkan aktivitas tertentu.

Infinix tak henti-hentinya berinovasi. Belum lama ini, pabrikan smartphone asal China tersebut tampak memamerkan sebuah perangkat misterius di sejumlah turnamen eSports. 

Kendati belum ada nama resmi yang disematkan pada produk tersebut, perangkat ini dipercaya merupakan prototipe dari lini Infinix GT series yang akan datang. Satu hal yang membuat perangkat ini tampak menarik adalah keberadaan teknologi panel belakang generasi baru yang dinamakan Infinix GT DynaVue.

Apa itu Infinix GT DynaVue?

Sebagaimana dihimpun 91Mobiles Indonesia dari GizChina, teknologi ini bukanlah sekadar lampu RGB biasa, melainkan menggunakan bahan elektrokromik seperti pada jendela pesawat modern atau sunroof mobil mewah. 

Hasilnya, teknologi GT DynaVue dapat menampilkan perubahan tampilan secara real-time berdasarkan kondisi tertentu. Berikut ini cara kerjanya.

  • Mode stand-by. Sisi belakang ponsel menampilkan panel yang tampak hitam doff (matte black) karena adanya molekul kristal cair yang sejajar untuk menghalangi cahaya. 
  • Bereaksi saat ada trigger event. Ketika diberikan tegangan listrik, molekulnya akan berputar. Cahayanya bakal menembus dan panel pun menampilkan tekstur tersembunyi, perubahan warna, atau bahkan semacam animasi.
  • Transisi yang sadar akan konteks. Adapun efek visual yang muncul benar-benar disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan, misalnya saat menerima panggilan, membuka game, atau menggunakan kamera.

Ketimbang lampu RGB biasa yang bakal memperlihatkan cahaya terus-menerus, teknologi GT DynaVue ini terasa lebih cerdas dan kontekstual. Dengan kata lain, dapat memahami konteks dengan lebih pintar serta mampu menyesuaikan waktu menyala berdasarkan aktivitas tertentu.

Salah satu orang pertama di dunia yang berkesempatan mencicipi teknologi ini adalah Nureddy Nursal aias Daddyhood, yakni seorang tokoh penting di dunia eSports Malaysia sekaligus pendiri tim juara MPL MY S21, Homebois.

Menurutnya, teknologi Infinix GT DynaVue tersebut punya potensi untuk memberdayakan gamer kompetitif, bukan hadir sebagai gimmick visual belaka. 

Hadir melalui perkembangan tiga generasi

Yang perlu diperhatikan, keberadaan teknologi GT DynaVue ini belum akan dijual di pasaran dalam waktu dekat lantaran sifatnya yang masih eksperimental. Kendati begitu, kehadirannya di tangan seorang pemain eSports tampaknya untuk menunjukkan bahwa konsep ini bukanlah angan-angan belaka, melainkan mampu diterapkan pada sebuah perangkat secara fungsional.

Infinix GT DynaVue sendiri tidak hadir dalam sekejap. Ada tiga generasi tahapan yang dilalui sebelum akhirnya Infinix berhasil menghadirkan teknologi cerdas ini ke industri smartphone, yakni sebagai berikut.

  • Gen 1, Solid State. Teknologi elektrokromik generasi pertama awalnya memiliki sifat lambat dan tebal, semula hanya digunakan pada kaca gedung.
  • Gen 2, Liquid State. Pada generasi ini, teknologi elektrokromik menjadi lebih cepat, namun mudah rapuh dan boros daya. 
  • Gen 3, Flexible Films. Barulah pada generasi ini elektrokromik menjadi cukup tipis, aman, dan stabil sehingga cocok diterapkan untuk perangkat smartphone

Nah, Infinix GT DynaVue diketahui menggunakan generasi tiga tersebut. Infinix menggabungkan bahan Gen 3 dengan kontrol tegangan pintar untuk menghasilkan efek visual yang dinamis. 

Akan tetapi Infinix bukanlah yang pertama memiliki niat menghadirkan teknologi tersebut. Pada awal tahun, Apple dilaporkan telah mematenkan gelang jam tangan dengan teknologi elektrokromik yang serupa. Gelang jam tersebut konon semestinya bisa berubah warna.

Namun, Infinix berhasil menyalip Apple lantaran lebih dulu menghadirkan prototipe ponsel dengan teknologi elektrokromik. Yang lebih hebatnya lagi, teknologi ini diterapkan pada panel belakang ponsel yang justru merupakan bagian lebih kompleks ketimbang gelang jam pada hak paten Apple. Sebab, panel belakang HP dinilai lebih rentan terhadap panas, serta lebih mudah rusak akibat pemakaian pengguna.

Keberhasilan Infinix dalam menghadirkan GT DynaVue tentu bukanlah hal mudah. Ini menjadi bukti kuat bahwa Infinix tak hanya sekadar “ikut-ikutan” di pasar HP gaming, melainkan ingin menunjukkan cara semestinya sebuah ponsel dapat berinteraksi dengan penggunanya. 

No posts to display