Ringkasan Tinjauan
Peringkat Pakar
Seri GT dari Infinix telah membangun reputasi sebagai jajaran smartphone yang berfokus pada performa dengan fitur-fitur berorientasi gaming, dan hal itu berlanjut pada model tahun ini yakni Infinix GT 30 Pro. Ponsel ini hadir sebagai penerus GT 20 Pro tahun lalu, yang merupakan pilihan menarik bagi gamer dengan anggaran terbatas.
Infinix GT 30 Pro membawa peningkatan signifikan dibandingkan pendahulunya, termasuk layar beresolusi lebih tinggi, baterai berkapasitas lebih besar, dan dukungan pengisian daya nirkabel, fitur yang jarang ditemukan di segmen ini. Desainnya juga mendapat tambahan baru berupa GT Shoulder Triggers yang ditujukan untuk meningkatkan pengalaman bermain game, dan jelas bahwa Infinix semakin memperkuat DNA gaming dalam lini ini.
Dalam review ini, kami akan meninjau lebih dekat desain, performa, kemampuan gaming, dan daya tahan baterai GT 30 Pro. Simak berikut ini.
Table of Contents
Kesimpulan awal
infinix GT 30 Pro hadir sebagai pilihan menarik bagi gamer dengan budget terbatas. Ponsel ini menawarkan layar tajam dengan refresh rate 144 Hz, performa gesit, serta fitur-fitur gaming yang dipikirkan dengan matang seperti GT Shoulder Triggers. Ponsel ini juga memiliki desain stylish, kinerja yang mulus, dan daya tahan baterai yang mengesankan. Kendati begitu, kemampuan fotografi dalam kondisi minim cahaya bukan keunggulannya, dan ketiadaan OIS mungkin menjadi kekurangan bagi sebagian pengguna.
Desain sedikit berubah dengan layar yang tajam dan imersif
Infinix GT 30 Pro mengalami peningkatan besar dalam hal desain dibandingkan pendahulunya. Modul kamera besar kini tidak ada, digantikan oleh modul persegi panjang yang lebih kecil dan hanya sedikit menonjol. Desainnya terasa jauh lebih estetis kali ini, masih mempertahankan nuansa gamer yang tegas, namun dengan tampilan yang lebih oke dan enak dipandang.
Varian warna Dark Flare menjadi unggulan di sini, lengkap dengan pencahayaan RGB. Namun secara pribadi, kami lebih menyukai opsi Blade White karena mengganti RGB dengan LED putih yang lebih bersih dan minimalis. Perangkat ini hanya memiliki sertifikasi IP64, agak mengecewakan karena banyak perangkat di segmen harga ini yang sudah tersertifikasi IP68 dan IP69.

Anda masih mendapatkan port dan tombol standar seperti USB-C, speaker stereo, tombol daya dan volume. Namun ada beberapa tambahan baru juga. Ponsel ini kini hadir dengan GT Shoulder Triggers untuk gaming dan bahkan IR blaster. Kendati begitu, port audio jek 3,5mm untuk earphone berkabel dengan latensi lebih rendah dan kualitas suara lebih stabil dibanding opsi nirkabel, tidak disediakan. Cukup disayangkan, terutama untuk ponsel yang jelas menonjolkan fitur gaming.
Layar ponsel ini merupakan salah satu fitur terbaiknya. Menggunakan panel AMOLED berukuran 6,78 inci dengan resolusi tajam 1,5K dan warna yang sangat cerah berkat cakupan 100 persen DCI-P3. Semua aktivitas, mulai dari scrolling hingga bermain game, terasa sangat mulus berkat refresh rate tinggi 144 Hz. Layar ini juga dirancang agar nyaman di mata dalam kondisi cahaya redup dengan PWM Dimming 2.340 Hz, sudah tersertifikasi untuk streaming layanan seperti Netflix dalam resolusi Full HD, dan dilindungi oleh Gorilla Glass 7i yang tahan gores dan tangguh.
Elemen visual di dalamnya terlihat tajam dan berwarna cerah, dengan viewing angle yang juga cukup baik. Bezel tipis milikya semakin menambah pengalaman menonton dan membuat layar terasa lebih immersive. Speaker stereo miliknya terdengar sangat keras untuk media maupun gaming, meskipun ada sedikit distorsi pada volume maksimum. Dalam pengujian audio kami, volumenya mencapai 93,4 dB pada meteran dB, jauh di atas rata-rata pesaingnya di sekitar 83dB. Jadi jika Anda menyukai suara keras, ponsel ini sungguh memanjakan telinga.
Kamera: Pengorbanan yang bisa dimaklumi
Infinix GT 30 Pro dibekali kamera utama 108 MP, ultrawide 8 MP, dan kamera depan 13 MP. Kombinasi ini jelas merupakan peningkatan dibandingkan pendahulunya yang sama sekali tidak memiliki kamera ultrawide. Karena ponsel ini berfokus pada gaming, kami menyesuaikan ekspektasi terhadap kemampuan fotografinya, dan hasilnya sesuai harapan.
Dalam pencahayaan yang baik, sensor utama menghasilkan foto dengan dynamic range luas, kontras yang cukup oke, dan detail yang memadai. Warnanya secara umum terlihat seimbang, dan foto luar ruangan di siang hari tampak cerah tanpa terlihat berlebihan.

Namun, kualitas yang sama tidak didapatkan pada kamera ultrawide. Warnanya sering kali tampak berbeda dibandingkan sensor utama, juga tidak sejernih hasil kamera utama. Hasil fotonya cenderung soft, dengan tepi yang buram dan kehilangan detail halus, terutama di bagian sudut. Di sisi lain, kamera selfie miliknya justru cukup mengejutkan. Kamera ini mampu menangkap detail wajah dengan baik, menampilkan warna kulit akurat, dan hasil akhirnya pun cukup memuaskan. Foto yang dihasilkan terlihat tajam dan siap untuk media sosial di berbagai kondisi cahaya.
Kendati begitu, performa di kondisi minim cahaya agak mengecewakan. Hasil fotonya cenderung terlalu terang dengan highlight yang berlebihan, detail yang ditampilkan pun kurang tajam. Akurasi warnanya menurun, dan cenderung menampilkan lens flare. Masalah serupa terjadi dengan kamera selfie di lingkungan minim cahaya.
Untuk perekaman video, ponsel ini mendukung perekaman 4K pada 60 FPS menggunakan kamera belakang. Ini adalah hal yang jarang ditemukan di kelas harganya. Namun, absennya OIS membuat hasil videonya cenderung shaky, terutama saat berjalan atau menggerakkan kamera alias panning. Ada EIS yang membantu mengurangi getaran, tetapi ini bukan solusi sepenuhnya. Hasil video memiliki warna yang cenderung netral, sedikit pudar, namun mudah disesuaikan saat proses penyuntingan.
Pemotretan siang hari
Ada perbedaan mencolok dalam karakter warna antara Infinix GT 30 Pro dan Motorola Edge 60 Fusion. Infinix cenderung punya nada warna yang lebih netral, yang terkadang tampak sedikit pudar. Sebaliknya, Edge 60 Fusion menghasilkan warna yang lebih mencolok dan, mengejutkannya, terasa lebih mendekati tampilan asli dari pemandangan sebenarnya. Kendati begitu, meskipun Infinix menggunakan sensor utama beresolusi lebih tinggi, Edge 60 Fusion mampu menangkap detail lebih tajam dan memiliki keunggulan tipis dalam kejernihan keseluruhan.
Dibandingkan dengan Infinix, Poco X7 Pro juga menghasilkan gambar dengan warna yang lebih cerah. Smartphone Infinix condong menghasilkan foto dengan nada warna yang lebih hangat, sementara gambar dari Poco memiliki rona yang lebih dingin. Jika diperhatikan lebih dekat, Poco juga unggul dalam ketajaman dan detail halus.
Ultrawide
Baik Infinix GT 30 Pro maupun Motorola Edge 60 Fusion sama-sama menunjukkan pergeseran warna saat beralih ke kamera ultrawide. Edge 60 Fusion kini condong punyaa nada warna yang lebih netral, sementara hasil ultrawide dari Infinix tampak lebih jenuh. Berkat sensor 13 MP beresolusi lebih tinggi, Edge 60 Fusion kembali unggul dengan detail dan ketajaman dari tepi ke tepi (edge-to-edge) yang lebih baik. Sebaliknya, hasil ultrawide dari GT 30 Pro terlihat soft di bagian sudut.
Poco X7 Pro juga mengalami pergeseran warna pada lensa ultrawide-nya, menambahkan sedikit rona cokelat hangat pada hasil foto. Meskipun tingkat detailnya sebanding dengan GT 30 Pro, hasil foto secara keseluruhan tampak kurang seimbang karena pencahayaannya cenderung membuat highlight terlalu terang, sehingga mengurangi dynamic range.
Portrait
Dalam mode portrait, baik Infinix GT 30 Pro maupun Motorola Edge 60 Fusion menghasilkan warna yang cukup akurat dan warna kulit yang tampak alami. Hasil dari kamera Motorola sedikit lebih menyenangkan, namun Infinix unggul dalam deteksi tepi yang lebih baik. Sebaliknya, Edge 60 Fusion mampu menangkap tekstur dan detail yang lebih halus dibandingkan rivalnya.
Poco X7 Pro tetap mempertahankan tampilan warna yang saturated di sini, dan ini justru membuat hasil fotonya terlihat bagus. Warnanya menonjol, white balance tetap seimbang bahkan di bawah sinar matahari langsung, dan hasil fotonya terlihat cerah tanpa terlihat berlebihan. Ponsel ini juga mempertahankan tingkat ketajaman yang lebih tinggi dan menangani deteksi tepi lebih baik dibanding Infinix GT 30 Pro.
Selfie
Foto selfie di Infinix GT 30 Pro dan Motorola Edge 60 Fusion cukup setara dalam hal warna. Motorola menampilkan warna hijau yang sedikit lebih cerah, namun secara keseluruhan keduanya menawarkan tampilan yang cukup alami. Infinix GT 30 Pro sedikit unggul dalam hal detail dan kejernihan wajah, sementara Edge 60 Fusion cenderung memiliki tekstur yang halus.
Namun, hasil selfie dari Poco X7 Pro tampak kurang terang dibanding dua lainnya. Kontrasnya lebih kuat, membuat hasil foto terlihat lebih gelap dan kurang menarik. Meskipun detail wajah masih cukup terjaga, kejernihan keseluruhan tergolong rendah, terutama saat diperbesar (zoom).
Low-light (Night Mode)
Untuk pengambilan foto di kondisi minim cahaya, kami menggunakan mode malam khusus di kedua ponsel. Hasil jepretan Motorola Edge 60 Fusion terlihat jauh lebih menarik. Ponsel ini mampu mempertahankan keseimbangan warna yang lebih baik dibandingkan Infinix GT 30 Pro serta menangkap suasana dengan lebih akurat. Tingkat detail dan edge detection pada hasil Edge 60 Fusion cukup mengesankan, mengingat kondisi pencahayaan yang minim. Sedangkan GT 30 Pro cenderung menambahkan tone kehijauan dan tekstur yang lebih soft.
Seperti yang langsung terlihat, Infinix GT 30 Pro meningkatkan kecerahan secara agresif dalam kondisi minim cahaya, membuat foto tampak sedikit berlebihan dan menambahkan tone hijau pada pemandangan. Ponsel ini juga kesulitan mengatasi light bleed, terutama jika dibandingkan dengan Poco X7 Pro. Poco menangani adegan yang sama dengan lebih baik, menjaga exposure tetap terkontrol sambil tetap meningkatkan visibilitas dan warna. Hasil fotonya lebih tajam, seimbang, dan secara keseluruhan jauh lebih mendekati tampilan sebenarnya.
Performa gesit untuk segala aktivitas
Infinix GT 30 Pro hadir dengan chipset MediaTek Dimensity 8350 Ultimate yang dipasangkan dengan RAM hingga 12 GB LPDDR5X dan storage 256 GB UFS 4.0. Penyimpanannya meningkat dari UFS 3.1 pada generasi sebelumnya. Jika butuh ruang lebih, Anda masih bisa menambahnya lewat kartu MicroSD. Anda juga bisa melihat hasil benchmark dari tim penguji smartphone internal kami di bawah ini.
| Model | Skor AnTuTu v10 |
| Poco X7 Pro (Dimensity 8400 Ultra) | 1.577.069 poin |
| Infinix GT 30 Pro (Dimensity 8350 Ultimate) | 1.349.476 poin |
| Motorola Edge 60 Fusion (Dimensity 7400) | 692.185 poin |
Performanya mengalami peningkatan besar dibandingkan generasi sebelumnya, dan kini bisa dibilang termasuk yang terbaik di kelasnya. Infinix GT 30 Pro menorehkan skor benchmark yang sangat bagus, serta sanggup menangani aktivitas sehari-hari tanpa hambatan. Tidak ada lagging, tidak stutter, semuanya terasa mulus saat multi-tasking.
| Model | Geekbench 6 (single-core) |
| Poco X7 Pro (Dimensity 8400 Ultra) | 1.590 poin |
| Infinix GT 30 Pro (Dimensity 8350 Ultimate) | 1.148 poin |
| Motorola Edge 60 Fusion (Dimensity 7400) | 1.050 poin |
Dari segi software, Anda sudah langsung mendapatkan XOS 15 berbasis Android 15. Versi terbaru XOS ini membawa beberapa peningkatan berarti, seperti animasi aplikasi yang lebih halus, tampilan app drawer yang diperbarui, dan panel notifikasi yang lebih modern. Antarmukanya terasa lebih bersih dan rapi dibandingkan sebelumnya, dan Infinix juga patut diapresiasi karena mengurangi jumlah aplikasi bawaan yang tidak perlu.
| Model | Geekbench 6 (multi-core) |
| Poco X7 Pro (Dimensity 8400 Ultra) | 6.257 poin |
| Infinix GT 30 Pro (Dimensity 8350 Ultimate) | 4.104 poin |
| Motorola Edge 60 Fusion (Dimensity 7400) | 3.050 poin |
Sarana gaming mumpuni yang muat di kantong
Infinix GT 30 Pro jelas ditujukan sebagai ponsel gaming bertenaga tinggi, dan hal itu terasa dari setiap bagiannya. Ada beberapa tambahan menarik yang dibuat khusus untuk meningkatkan pengalaman bermain, dimulai dari GT Shoulder Triggers baru. Tombol bahu ini punya respons sentuhan 520 Hz yang sangat cepat, dan benar-benar menambah keseruan di game aksi cepat seperti multiplayer shooter. Sensasinya terasa responsif dan presisi, membuat kontrol permainan terasa lebih akurat. Anda juga mendapat aksesoris kipas pendingin, meskipun kami tidak bisa mencobanya karena paket unit ulasan kami tidak menyertakan gaming kit tersebut.

Satu hal yang cukup mengganggu dari tombol bahu ini adalah tidak adanya pembeda tekstur yang jelas. Tidak ada feedback fisik atau permukaan yang berbeda untuk membedakannya dari bingkai samping. Kami lebih suka jika ada sedikit tonjolan atau tekstur kasar agar lebih mudah ditemukan. Saat pengujian, tombol ini cukup mudah terpencet tanpa sengaja, bahkan kadang bisa terpicu oleh benda logam. Kendati begitu, untuk harga segini, fitur ini tetap terasa cerdas dan ambisius.

Yang mengejutkan, software gaming di ponsel ini ternyata kaya fitur. Misalnya, ada mode Strategy yang memungkinkan pengguna mengatur ulang kontrol dalam game dan bahkan membuat rantai macro dengan aksi Single-Press Combo (sekali tekan bisa menjalankan beberapa perintah). Anda juga bisa memakai tombol melayang untuk berpindah strategi yang disimpan, sesuatu yang jarang ditemukan di kelas harga ini.
Memang, penggunaan macro seperti ini umumnya tidak diperbolehkan di ajang kompetisi, tapi kalau hanya bermain santai di rumah, tentu sah-sah saja. Ada juga fitur “All Magic Box” yang bisa mempercepat dialog, mengunci arah lari, hingga mengambil item otomatis di game RPG dan open-world. Secara keseluruhan, fitur-fitur gaming di sini tergolong lengkap.

GT Shoulder Triggers ini juga bisa disesuaikan tingkat sensitivitasnya yakni rendah, sedang, dan tinggi, serta bisa dipakai sebagai shortcut saat Anda tidak bermain. Kami pribadi merasa pengaturan “sedang” adalah titik idealnya. Tombol ini juga bisa diprogram untuk mengontrol kamera atau senter, meskipun awalnya cukup sering terpencet tanpa sengaja, yakni saat ponsel tiba-tiba memotret atau menyalakan senter hanya karena sisi bodi tersentuh. Kendati begitu, tombol ini juga dapat dipakai untuk mengontrol pemutaran video, sehingga membuatnya lebih praktis dari dugaan kami.
Dari segi performa gaming, Infinix GT 30 Pro terasa gesit. Game BGMI (PUBG Mobile versi India) berjalan di 120 FPS, dan permainan terasa mulus dengan rata-rata 110 FPS selama 30 menit. Kami juga mencoba Genshin Impact di pengaturan grafis tinggi dengan mode 60 FPS, dan perangkat ini mampu menjaga frame di kisaran stabil 52-54 FPS, angka yang sangat memadai untuk bermain sehari-hari.
Yang paling mengesankan justru manajemen panasnya. Dalam pengujian kami, suhu ponsel hanya naik sekitar 4 derajat Celsius selama sesi gaming 30 menit. Angka ini sangat baik, terutama mengingat ponsel gaming sekelasnya seperti Poco X7 Pro bisa naik hingga 8 derajat pada kondisi serupa.
Baterai tahan seharian dengan fitur charging ramah gamer
Infinix GT 30 Pro disuplai dengan baterai 5.500 mAh dengan dukungan pengisian cepat 45 watt. Dalam pengujian baterai kami, hasilnya terbilang cukup rata-rata jika dibandingkan dengan para rival utamanya. Kendati begitu, untuk pemakaian sehari-hari, baterai ini mampu bertahan seharian penuh bahkan dengan penggunaan berat. Perangkat ini bisa tahan selama 7,4 jam pada pengujian PC Mark Battery Test.

Salah satu tambahan yang cukup menarik di sini adalah fitur bypass charging, yang menyalurkan daya langsung ke motherboard ketimbang ke baterai. Dengan begitu, suhu perangkat tetap terjaga selama sesi bermain dan membantu memperpanjang umur baterai dalam jangka panjang.
Selain itu, ada juga mode low-temperature charging, yang sedikit memperlambat kecepatan pengisian daya guna menjaga kesehatan baterai dalam jangka panjang. Ini adalah langkah yang cerdas bagi pengguna yang lebih mengutamakan ketahanan baterai dibanding kecepatan.
Kecepatan charging ponsel ini sendiri tergolong baik, meski tidak terlalu menonjol di kelas harganya. Charger 45 watt yang disertakan mampu mengisi dari 20-100 persen dalam waktu 59 menit. Tersedia juga dukungan wireless charging 30 watt dan reverse charging 5 watt, yang berguna saat kami perlu mengisi daya perangkat lain saat bepergian. Namun, untuk bisa memakai wireless charging dan memasang kipas pendingin, kami perlu menggunakan cover GT MagSafe, jadi hal ini perlu diperhatikan.
Kesimpulan
Infinix GT 30 Pro dibanderol dengan harga rilis Rp 3.999.000 untuk varian RAM 8 GB/ 256 GB, dan Rp 4.699.000 untuk varian RAM 12 GB/ 512 GB. Di rentang harga ini, perangkat tersebut masih mampu bersaing dengan sejumlah ponsel di kelas harga lebih tinggi seperti Motorola Edge 60 Fusion dan Poco X7 Pro, keduanya di kelas harga Rp 5 jutaan.
Motorola Edge 60 Fusion menawarkan paket yang lebih seimbang secara keseluruhan, dengan kamera yang lebih baik, layar AMOLED melengkung, ketahanan lebih tinggi berkat sertifikasi IP68 dan IP69, serta baterai lebih besar dengan dukungan charging lebih cepat. Ponsel ini cocok bagi pengguna yang mengutamakan tampilan premium serta performa andal di berbagai aspek.
Sementara itu, Poco X7 Pro merupakan ponsel yang juga berfokus pada performa gaming. Perangkat ini menawarkan layar yang lebih canggih, ketahanan lebih baik dengan tiga sertifikasi IP, baterai lebih besar, pengisian daya lebih cepat, serta performa keseluruhan yang sedikit lebih kuat. Ponsel ini diposisikan sebagai perangkat lengkap untuk multimedia dan gaming.
Infinix GT 30 Pro menonjol dengan pendekatan yang benar-benar berfokus pada gaming. Perangkat ini menghadirkan peningkatan menyeluruh, termasuk hardware kelas atas, desain unik, layar dan speaker yang memukau, serta rangkaian software gaming yang solid lantaran dilengkapi shoulder triggers dan opsi kustomisasi tingkat lanjut. Ini adalah ponsel yang tidak hanya kuat dalam bermain game, melainkan juga menawarkan pengalaman yang menyeluruh secara umum.
Kendati begitu, smartphone ini memiliki beberapa kompromi, terutama di sektor kamera yang masih tertinggal dari para pesaingnya. Namun bagi mereka yang lebih mengutamakan performa dan pengalaman bermain game, kompromi ini terasa disengaja, bukan kekurangan. Jika prioritas utama kami adalah performa dan perangkat yang benar-benar dirancang untuk gaming, maka Infinix GT 30 Pro adalah salah satu pilihan terbaik di kelas harganya saat ini. Ponsel bersangkutan menawarkan kombinasi fitur yang sulit ditemukan di perangkat lain dalam segmen yang sama, terutama bagi gamer mobile yang menginginkan ponsel dengan tujuan spesifik.
Rating editor: 8 / 10
Alasan membeli:
- Ponsel ini punya layar 1,5K beresolusi tinggi dengan refresh rate 144 Hz, tampil mulus dan detail.
- Desain bodi menawan.
- Performanya mengesankan, multi-tasking dan gaming terasa mulus.
- Daya tahan baterai cukup awet, bisa tahan seharian penuh pada pemakaian normal.
Alasan tidak membeli:
- Kamera utamanya tidak ada OIS, memengaruhi stabilitas video dan ketajaman foto minim cahaya.
- Fotografi di kondisi gelap kurang oke.
Tokopedia | Rp. 3.294.000 | Pergi Ke Toko |
blibli | Rp. 3.672.000 | Pergi Ke Toko |
Shopee | Rp. 3.799.000 | Pergi Ke Toko |
