
Tidak hanya sekadar membuat ponsel, Samsung merupakan salah satu pabrikan gadget yang memproduksi chipset-nya sendiri. Perusahaan asal Korea Selatan ini telah lama memproduksi chip Exynos untuk mengotaki seri Galaxy miliknya.
Saat ini, Samsung Semiconductor disinyalir tengah mempersiapkan Exynos 2500 sebagai chipset kelas atas untuk seri ponsel flagship Galaxy milik perusahaan tersebut. Akan tetapi, menurut kabar yang beredar, terdapat kendala produksi sehingga Exynos 2500 pun diduga tidak akan dipasang di Galaxy S25 series yang meluncur tahun depan.
Table of Contents
Exynos 2500 belum tentu mengotaki Samsung Galaxy S25 series?
Dihimpun 91Mobiles dari Business Korea, pembuatan chip Exynos 2500 kabarnya mengalami keterbatasan kapasitas produksi. Samsung dikhawatirkan tidak dapat menyelesaikan produksi unit chipset dengan jumlah yang diperlukan untuk memasarkan Galaxy S25 secara masal.Kendati begitu, laman Phone Arena menuturkan bahwa Samsung masih punya waktu beberapa minggu lagi untuk mengambil keputusan. Keputusan tersebut adalah apakah Exynos 2500 akan mengotaki Galaxy S25 series atau tidak.
Karena jika tidak, Samsung bisa jadi akan memilih Snapdragon 8 Elite (diduga nama lain dari Snapdragon 8 Gen 4) yang akan membuat biaya produksi semakin membengkak.
Sebelumnya juga telah beredar kabar bahwa Samsung sempat bernegosiasi dengan MediaTek, diduga untuk membicarakan kemungkinan menggunakan chip Dimensity 9400 pada Galaxy S25 series.
Namun, hal ini sepertinya tidak jadi lantaran lagi-lagi terbentur isu. Tepatnya, masalah adaptasi dan pemenuhan jumlah produksi. Dimensity 9400 akhirnya dikabarkan bakal mengotaki Galaxy S25 Fan Edition ketimbang seri Galaxy S25 “non-FE”.
Bocoran skor Geekbench 6 (OpenCL) pada Exynos 2500

Laman Geekbench menampilkan skor OpenCL 15.960 poin untuk Exynos 2500. Skor ini lebih tinggi sekitar 8,86 persen dari Galaxy S24 Ultra dengan Exynos 2400 yang hasilkan skor 14.661 poin, seperti yang dihimpun 91Mobiles Indonesia dari Phone Arena.
Chipset Exynos 2500 yang dipakai untuk mencapai skor tersebut diduga masih berada dalam tahap pengembangan prototype. Kendati demikian, Exynos 2500 ini besar kemungkinan dapat mengalahkan performa Exynos 2400 pada penggunaan sehari-hari.
Keuntungan bagi Samsung jika berhasil menggunakan Exynos 2500 di seri Galaxy S25 adalah memangkas biaya produksi dalam jumlah banyak. Pasalnya, keputusan memakai chip Snapdragon bakal membuat mereka merogoh kocek jauh lebih dalam.
Keputusan memilih Qualcomm diketahui menyebabkan biaya pengadaan chipset jadi membengkak. Dari yang semula 5,7 miliar dolar AS di tahun 2021 (saat Galaxy S21 diluncurkan), menjadi 8,7 miliar dolar AS di tahun 2023.
Namun apabila Galaxy S25 series ditenagai dengan Snapdragon 8 Elite, ini juga akan menjadi kabar cukup menarik. Pasalnya, chip flagship dari Qualcomm dan MediaTek selalu merajai pasar dari tahun ke tahun lantaran memiliki performa tertinggi.
Kemungkinan Galaxy S25 series untuk menduduki posisi performa teratas akan lebih tinggi jika pakai chip Snapdragon 8 Gen 4. Kita lihat saja ke depannya apakah seri ponsel ini akan pakai chip Exynos atau Qualcomm.











































































































