Pernah mendengar anjuran agar me-restart ponsel apabila perangkat sedang bermasalah? Saran ini sering ditemukan, baik di situs-situs internet maupun lewat sesama pengguna lain. Namun, apakah restart benar-benar bermanfaat bagi perangkat smartphone modern atau sekadar mitos saja?
Table of Contents
Booting ulang alias restart bisa membantu mengatasi masalah
“Restart” ponsel berarti memuat ulang sistem operasi (reboot) dari awal, bukan sekadar menutup aplikasi-aplikasi yang berjalan saja. Seperti di komputer desktop maupun laptop melakukan restart dapat mengatasi masalah apabila ada sesuatu yang menghambat kinerja atau menimbulkan problem lain.
Misalnya, permasalahan aplikasi yang mengalami malfungsi, kendala sinyal, hingga suhu yang meningkat. Melakukan restart akan menurutup semua aplikasi background dan membersihkan memori sehingga bisa menyegarkan perangkat kembali, kadang juga dapat mengurangi pemakaian baterai akibat aplikasi yang berjalan terus menerus tanpa disadari.
Apabila Anda mengalami gejala-gejala di bawah, maka dianjurkan untuk melakukan restart untuk mencoba mengatasi masalah.
- Kinerja pelan. Ponsel terasa lagging atau aplikasi-aplikasi memakan waktu lebih lama untuk loading.
- Overheating. Apabila ponsel terasa lebih panas dari biasanya.
- Aplikasi crash. Aplikasi-aplikasi sering crash dengan tertutup sendiri atau mengalami freeze alias hang.
- Masalah konektivitas. Problem sambungan WiFi atau Bluetooth kadang bisa sembuh dengan restart apabila mode airplane tidak dapat mengatasinya.
- Baterai boros. Pemakaian baterai lebih boros dari biasanya bisa jadi mengindikasikan ada proses background yang memakan daya sehingga perangkat perlu reboot.
Lembaga intel AS menyarankan restart untuk mengurangi risiko serangan siber
Persoalan restart perangkat bahkan disinggung secara khusus oleh lembaga intel Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), sebagaimana dihimpun 91Mobiles Indonesia dari Android Authority.
Dalam dokumen NSA Mobile Devices Best Practices mengenai praktik aman menggunakan ponsel yang dipublikasikan, disebutkan bahwa restart perangkat dapat mengurangi risiko serangan siber spearfishing dan zero-click exploit.
Di luar masalah keamanan, menurut spesialis tech service Asurion, restart secara rutin, juga dapat memberikan manfaat-manfaat lain seperti memperpanjang umur hardware dan memastikan konsistensi kinerja karena ponsel dikembalikan dalam keadaan fresh. Untuk mendapatkan manfaat tersebut, perangkat tak perlu di-restart setiap hari, cukup, misalnya, seminggu sekali.
Cara restart ponsel Android dan iPhone
Untuk iPhone, seperti dijelaskan oleh ZDNet, perangkat dapat di-restart dengan cara menekan dan menahan tombol daya dan tombol volume down di sisi kiri secara bersamaan. Setelah tiga detik, akan muncul slider power-off di layar. Swipe dengan jari untuk mengonfirmasi.
Untuk Android, caranya sama karena hanya menekan tombol daya sering kali hanya akan memanggil software asisten digital. Agar perangkat melakukan restart, tekan dan tahan tombol daya serta tombol volume down secara bersamaan. selama beberapa detik sampai ponsel menampilkan pilihan power off dan restart.
Di sebagian model Android, tersedia pilihan mengatur fungsi tombol daya agar secara default menjalankan fungsi restart. Namun, kustomisasi serupa tidak bisa dilakukan di iPhone.
Selain itu, beberapa produksen seperti Samsung juga memberikan opsi untuk menyetel optimized restart, di mana ponsel akan secara otomatis melalukan restart apabila mendeteksi ada masalah performa dan pengguna sedang tidak memakai perangkat. Fitur ini bisa diaktifkan lewat Settings > Battery and device care > Auto optimization.
