HP Rp 3 jutaan | Indonesia Blog https://www.91mobiles.com/id/hub Wed, 12 Nov 2025 04:48:26 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.5.3 Motorola Moto G67 Power vs iQoo Z10R, Duel HP 3 Jutaan Berbaterai Jumbo https://www.91mobiles.com/id/hub/motorola-moto-g67-power-vs-iqoo-z10r-duel-hp-3-jutaan-berbaterai-jumbo/ https://www.91mobiles.com/id/hub/motorola-moto-g67-power-vs-iqoo-z10r-duel-hp-3-jutaan-berbaterai-jumbo/#respond Wed, 12 Nov 2025 04:48:26 +0000 https://www.91mobiles.com/id/hub/?p=16312 Motorola tengah rajin-rajinnya meluncurkan produk smartphone di Indonesia semenjak come back ke Tanah Air sejak Februari 2025 lalu. Kali ini, perusahaan asal AS tersebut resmi meluncurkan Motorola G67 Power pada Selasa (11/11/2025) di kelas harga Rp 3 jutaan. Seperti namanya, Moto G67 Power menghadirkan baterai besar 7.000 mAh yang awet hingga seharian penuh, bahkan sampai hari kedua. Ponsel […]

The post Motorola Moto G67 Power vs iQoo Z10R, Duel HP 3 Jutaan Berbaterai Jumbo first appeared on Indonesia Blog.

]]>

Motorola tengah rajin-rajinnya meluncurkan produk smartphone di Indonesia semenjak come back ke Tanah Air sejak Februari 2025 lalu. Kali ini, perusahaan asal AS tersebut resmi meluncurkan Motorola G67 Power pada Selasa (11/11/2025) di kelas harga Rp 3 jutaan. 

Seperti namanya, Moto G67 Power menghadirkan baterai besar 7.000 mAh yang awet hingga seharian penuh, bahkan sampai hari kedua. Ponsel ini juga unggul lantaran dibekali 50 MP Sony Lytia 600 yang bisa merekam video hingga 4K 30 FPS. 

Di rentang harga yang sama, ada juga iQoo Z10R yang rilis di Indonesia pada akhir bulan lalu. Kehadirannya sekaligus penanda peralihan chipset dari Snapdragon menjadi MediaTek untuk seri iQoo. Lantas, mana yang lebih baik di harga Rp 3 jutaan? Simak perbandingan Moto G67 Power dan iQoo Z10R berikut ini.

Moto G67 Power vs iQoo Z10R: Harga

Varian warna Moto G67 Power.
Varian warna Moto G67 Power.

Kedua smartphone Android ini sama-sama mengusung harga Rp 3 jutaan. Bahkan, keduanya pun kompak masih di bawah Rp 3,5 juta. Di saat Moto G67 Power mengusung harga Rp 3,1 juta untuk satu varian memori, iQoo Z10R dijual dengan harga mulai dari Rp 3,3 juta hingga Rp 3,9 juta yang terbagi menjadi tiga konfigurasi memori, yakni RAM 8 GB/ 128 GB, RAM 8 GB/ 256 GB, dan RAM 12 GB/ 256 GB. 

Varian memoriMoto G67 PoweriQoo Z10R
RAM 8 GB/ 128 GBRp 3.099.000Rp 3.299.000
RAM 8 GB/ 256 GBRp 3.599.000
RAM 12 GB/ 256 GBRp 3.899.000

Moto G67 Power vs iQoo Z10R: Chipset

iQoo Z10R 5G Resmi Masuk Indonesia, Dibekali Dimensity 7360 Turbo dan baterai 6.500 MAh

Perangkat Moto G67 Power disokong oleh chipset Snapdragon 7s Gen 2 (4 nm) dari Qualcomm, sedangkan iQoo Z10R menggunakan MediaTek Dimensity 7360 Turbo (4 nm). Chip MediaTek miliknya ini setara dengan Snapdragon 7s Gen 3. 

iQoo Z10R juga menjadi ponsel perdana di seri iQoo yang menggunakan chipset MediaTek. Kedua perangkat ini bakal menawarkan pengalaman pengguna yang serupa untuk aktivitas ringan sehari-hari.

Pada pengujian benchmark sintetis yang dilakukan tim internal 91Mobiles, iQoo Z10R berhasil menorehkan skor 666.321 poin di AnTuTu v10. Sedangkan, Moto G67 Power mendapatkan nilai 851.360 poin pada AnTuTu v11. 

Skor AnTuTu v11 rata-rata menunjukkan peningkatan skor sekitar 25 persen dibandingkan v10. Sehingga, Moto G67 Power diperkirakan punya skor AnTuTu v10 di kisaran 680-700 ribu poin. 

Apabila dilihat dari sumber NanoReview, Moto G67 Power meraih skor 606.905 poin pada AnTuTu v10. Hal ini menempatkannya sejajar dengan performa iQoo Z10R. 

Dengan kata lain, meskipun menggunakan chipset berbeda, pengguna kurang lebih akan merasakan pengalaman serupa saat melakukan gaming dan aktivitas harian. Sejumlah game lebih teroptimasi untuk chipset Qualcomm (seperti game emulator, misalnya), sehingga Moto G67 Power mungkin punya advantage berlebih. 

SpesifikasiMoto G67 PoweriQoo Z10R
ChipsetSnapdragon 7s Gen 2 (4 nm)Dimensity 7360 Turbo (4 nm)
CPU dan GPU8-core CPU (4x Cortex A78 2,4 GHz dan 4x Cortex A55 1,95 GHz), GPU Adreno 7108-core CPU (4x Cortex A78 2,5 GHz dan 4x Cortex A55 2 GHz) GPU Mali-G615 MP2
AnTuTu v10606.905 poin666.321 poin
Geekbench 6 (single-core)1.023 poin1.038 poin
Geekbench 6 (multi-core)2.991 poin2.988 poin

Moto G67 Power vs iQoo Z10R: Desain dan layar

Tak berbeda dari ponse-ponsel Motorola lainnya yang telah rilis di Indonesia tahun ini, Moto G67 Power kembali membawakan desain bodi kulit imitasinya yang khas guna meningkatkan sensasi pengalaman genggam. Bodi belakangnya terasa nyaman ketika disentuh, tidak mudah tergelincir, dan pastinya tidak dapat dihinggapi oleh noda sidik jari. 

Bahkan, modul kameranya pun memiliki semacam “chamfered edge” sehingga jari tetap terasa nyaman saat tak sengaja bersentuhan dengan modul kamera. Bodi perangkatnya pun tahan banting karena tersertifikasi MIL-STD-810H, kendati sertifikasi IP rating miliknya hanya IP64.

Moto G67 Power

Sementara untuk iQoo Z10R, versi yang masuk Indonesia punya tampilan berbeda dengan yang versi internasional. Di saat versi internasional mirip Vivo V50, justru iQoo Z10R versi Indonesia lebih menyerupai Vivo V60. Modul kameranya pun kini berbentuk oval di pojok kiri atas, bukan lagi berbentuk bundar di tengah seperti pada iQoo Z10. 

Selain itu, bodi ponselnya pun tersertifikasi IP68 dan IP69 sehingga lebih tangguh dibandingkan Moto G67 Power terhadap debu dan air. Ponsel ini cenderung tidak akan rusak saat terendam di air sedalam 1,5 meter selama 30 menit.

Menyoal layarnya, Moto G67 Power mengusung panel layar IPS LCD 6,7 inci Full HD Plus (1.080 x 2.400 piksel), refresh rate 120 Hz, kecerahan maksimal 1.050 nit, serta terlindungi Gorilla Glass 7i.

iQoo Z10R Masuk Indonesia 23 Oktober, HP Tangguh Berbaterai Raksasa
iQoo Z10R

Layar pada iQoo Z10R lebih unggul karena sudah menggunakan teknologi AMOLED dengan warna lebih cerah dan konsumsi daya yang lebih sedikit. Layar ini berukuran 6,77 inci AMOLED Full HD Plus (1.080 x 2.392 piksel) dengan refresh rate 120 Hz dan kecerahan maksimal 3.000 nit, lebih rendah dari kecerahan maksimal iQoo Z10 yang mencapai 5.000 nit. 

SpesifikasiMoto G67 PoweriQoo Z10R
Layar6,7 inci IPS LCD Full HD Plus (1.080 x 2.400 piksel), refresh rate 120 Hz, kecerahan maksimal 1.050 nit6,77 inci AMOLED Full HD Plus (1.080 x 2.392 piksel), refresh rate 120 Hz, kecerahan maksimal 3.000 nit.
Dimensi bodi166,2 x 76,5 x 8,6 mm, bobot 210 gram163,3 x 76,7 x 7,4 mm, bobot 184 gram
KetahananGorilla Glass 7i (depan), kulit imitasi (belakang), plastik (frame), IP64, MIL-STD-810HIP68/ IP69
Varian warnaPantone Cilantro dan Pantone Blue CuracaoTitanium Gold, Elegant Black

Moto G67 Power vs iQoo Z10R: Baterai dan pengisian daya

Sesuai namanya, salah satu keunggulan utama Moto G67 Power memang terletak di baterai. Ponsel ini disuplai dengan baterai berkapasitas jumbo 7.000 mAh yang diklaim tahan hingga 130 jam pemutaran musik, 33 jam streaming video, 26 jam gaming, serta 49 jam durasi panggilan telepon. 

Baterai ini mengusung teknologi silikon-karbon yang lebih padat dan efisien tanpa membuat bodinya tebal. Tersedia pula fitur Battery Care 2.0 untuk menjaga kesehatan baterai dengan pengisian adaptif. Sementara itu, fitur charging di ponsel ini menggunakan daya 33 watt via kabel.

iQoo Z10R yang merupakan pesaingnya memiliki kapasitas baterai sedikit lebih rendah yakni 6.500 mAh. Angka ini juga lebih kecil dibandingkan kapasitas 7.300 mAh pada iQoo Z10. Kendati begitu, baterai 6.500 mAh sebenarnya sudah cukup besar untuk ponsel menengah di tahun 2025. 

Yang membuat iQoo Z10R sungguh bersinar adalah pengisian dayanya. Sebab, ponsel ini hadir dengan fast charging 90 watt yang diklaim hanya perlu waktu 52 menit untuk terisi hingga penuh. 

SpesifikasiMoto G67 PoweriQoo Z10R
Kapasitas baterai7.000 mAh6.500 mAh
Charging33 watt90 watt

Moto G67 Power vs iQoo Z10R: Software

Motorola memang kerap memberikan pengalaman mendekati Android stock pada perangkat-perangkatnya. Tak terkecuali Moto G67 Power, yang hadir dengan sistem operasi Android 15 dengan tambahan sederet fitur Moto AI. 

Fitur-fitur Moto AI di dalamnya terdiri atas AI Photo Enhancement Engine, Auto Night Vision, AI-Powered Portraits, Auto Smile Capture, dan Hi-Res Zoom. Selain itu, Moto G67 Power juga mendukung peralatan AI dari Google Photos seperti Magic Eraser, Photo Unblur, dan Magic Editor. 

Moto G67 Power dijanjikan pembaruan OS utama selama 1 tahun (hingga Android 16), dan patch keamanan 3 tahun hingga 2028. 

Seperti Moto G67 Power, iQoo Z10R juga berjalan dengan sistem operasi Android 15, namun dilapisi antarmuka yang berbeda yaitu Funtouch OS 15. Dukungan pembaruan software tidak disebutkan. Namun, perangkat ini memiliki sejumlah fitur AI yang berguna seperti AI Note Assist, AI Captions, dan AI Transcript Assist. 

Dengan mengetahui sejumlah perbedaan Moto G67 Power dan iQoo Z10R di atas, pengguna diharapkan lebih bijak dalam menentukan pilihan sesuai kebutuhannya. Berikut ini poin pertimbangan yang bisa dijadikan acuan.

Pilih Moto G67 Power kalau…

  • Menyukai bodi kulit imitasi dengan warna terkurasi Pantone.
  • Membutuhkan ponsel dengan kapasitas baterai lebih besar yakni 7.000 mAh. 
  • Ingin menghemat budget, namun tetap mendapatkan performa yang setara. 
  • Ingin merasakan pengalaman sistem operasi mendekati Android stock (minim bloatware).

Pilih iQoo Z10R kalau…

  • Merasa storage 128 GB terlalu kecil, iQoo Z10R ditawarkan dalam opsi lain hingga RAM 12 GB/ 256 GB.
  • Memprioritaskan layar AMOLED yang lebih cerah.
  • Sering berkunjung ke area perairan, karena iQoo Z10R sudah tersertifikasi IP68 dan IP69.
  • Ingin merasakan baterai awet berkapasitas 6.500 mAh dengan dukungan fast charging 90 watt yang unggul di kelasnya. 

The post Motorola Moto G67 Power vs iQoo Z10R, Duel HP 3 Jutaan Berbaterai Jumbo first appeared on Indonesia Blog.

]]>
https://www.91mobiles.com/id/hub/motorola-moto-g67-power-vs-iqoo-z10r-duel-hp-3-jutaan-berbaterai-jumbo/feed/ 0 https://static.hub.91mobiles.com/multisite/wp-content/uploads/sites/6/2025/11/iQoo-Neo-10-Vs-Infinix-GT-30-Pro-28-150x150.jpg150150
Moto G67 Power vs Infinix GT 30: Mana HP Rp 3 Jutaan Terbaik? https://www.91mobiles.com/id/hub/moto-g67-power-vs-infinix-gt-30-mana-hp-rp-3-jutaan-terbaik/ https://www.91mobiles.com/id/hub/moto-g67-power-vs-infinix-gt-30-mana-hp-rp-3-jutaan-terbaik/#respond Mon, 10 Nov 2025 09:13:06 +0000 https://www.91mobiles.com/id/hub/?p=16285 Belum lama ini, Motorola resmi meluncurkan perangkat terbarunya di kelas menengah untuk pasar India, yakni Moto G67 Power. Keesokan harinya, perangkat yang sama turut diumumkan di Indonesia, dan akan tersedia di toko-toko resmi online maupun offline mulai 11 November mendatang. Sorotan utama dari Moto G67 Power, sesuai namanya, terletak pada kapasitas baterainya yang di atas rata-rata yakni 7.000 […]

The post Moto G67 Power vs Infinix GT 30: Mana HP Rp 3 Jutaan Terbaik? first appeared on Indonesia Blog.

]]>

Belum lama ini, Motorola resmi meluncurkan perangkat terbarunya di kelas menengah untuk pasar India, yakni Moto G67 Power. Keesokan harinya, perangkat yang sama turut diumumkan di Indonesia, dan akan tersedia di toko-toko resmi online maupun offline mulai 11 November mendatang. 

Sorotan utama dari Moto G67 Power, sesuai namanya, terletak pada kapasitas baterainya yang di atas rata-rata yakni 7.000 mAh. Ponsel ini sendiri dipatok dengan harga Rp 3 jutaan, menjadikannya salah satu HP mid-range dengan kapasitas terbesar.

Di sisi lain, persaingan ponsel di harga Rp 3 jutaan memang tergolong sengit. Sejumlah orang masih menganggap Infinix GT 30 sebagai “raja” di kelas mid-range lantaran punya spesifikasi layar mentereng, dapur pacu yang kuat, dan tombol gaming yang unik di kelasnya. Lalu, mana yang lebih baik antara Moto G67 Power dan Infinix GT 30? Simak berikut ini.

Moto G67 Power vs Infinix GT: Harga

Moto G67 Power menggunakan kamera belakang 50 MP Sony LYT-600.
Moto G67 Power menggunakan kamera belakang 50 MP Sony LYT-600.

Kendati berada di rentang harga yang sama, salah satu ponsel memiliki banderol harga lebih terjangkau. Moto G67 yang akan rilis di Indonesia pada 11 November nanti dijual dengan harga Rp 3,1 juta untuk satu-satunya varian memori, RAM 8 GB/ 256 GB. 

Harga tersebut masih lebih terjangkau dibandingkan Infinix GT 30 yang dibanderol Rp 3,5 juta untuk konfigurasi memori yang sama. Meski lebih mahal, ponsel Infinix ini memang menawarkan nilai lebih yang jarang dihadirkan para pesaingnya, misalnya layar 144 Hz dan tombol bahu khusus untuk gaming

VarianMoto G67 PowerInfinix GT 30
RAM 8 GB/ 256 GBRp 3.099.000Rp 3.499.000

Moto G67 Power vs Infinix GT 30: Chipset

Chipset yang digunakan Moto G67 Power adalah Snapdragon 7s Gen 2 berfabrikasi 4 nm. Performanya cukup memadai untuk menjalankan tugas sehari-hari dan juga aktivitas berat seperti gaming

Sementara, Infinix GT 30 juga tidak kalah kencang dengan mengusung chipset menengah powerful dari MediaTek, yakni Dimensity 7400. Seperti Snapdragon 7s Gen 2, cip Dimensity 7400 juga dibangun pada fabrikasi 4 nm serta mengusung konfigurasi CPU 8 inti yang menggabungkan core Cortex A78 dan A55. 

Infinix GT 30

Hasil pengujian internal yang dilakukan 91Mobiles mencatatkan skor AnTuTu v10 sebesar 700 ribuan untuk Infinix GT 30. Sementara, Moto G67 Power hadir dengan skor 800 ribuan. 

Tentu saja pengujian benchmark sintetis tidak menggambarkan kinerja di dunia nyata sepenuhnya. Dalam aktivitas sehari-hari, Anda bakal merasakan pengalaman yang serupa baik itu saat mengirim pesan, multi-tasking, navigasi antarmuka, hingga bermain game dan mengedit video. 

SpesifikasiMoto G67 PowerInfinix GT 30
ChipsetSnapdragon 7s Gen 2 (4 nm)Dimensity 7400 (4 nm)
CPU dan GPU8-core CPU (4x Cortex-A78 2,4 GHz dan 4x Cortex-A55 1,95 GHz), GPU Adreno 7108-core CPU (4x Cortex-A78 2,6 GHz dan 4x Cortex-A55 2,0 GHz), GPU Mali-G615 MC2
AnTuTu v10851.360 poin727.195 poin
Geekbench 6 (single-core)1.023 poin1.073 poin
Geekebnch 6 (multi-core)2.991 poin3.221 poin

Moto G67 Power vs Infinix GT 30: Desain dan layar

Seperti HP keluaran Motorola pada umumnya, Moto G67 Power turut mengusung desain modul kamera yang memiliki lengkungan di semua sisinya. Hal ini membuat jari tangan tidak terasa sakit saat tak sengaja menyentuh ujung kamera. Bukan itu saja, perangkat ini juga memiliki finishing kulit imitasi di punggungnya, memberikan sensasi sentuhan yang lebih nyaman.

Varian warna Moto G67 Power.
Varian warna Moto G67 Power.

Dua varian warna yang dihadirkannya, Pantone Cilantro dan Pantone Blue Curacao, merupakan warna yang didasari pada perusahaan otoritas warna global, membuatnya lebih menonjol dari ponsel mid-range lain. 

Karena ini adalah HP dengan layar IPS LCD, rangka bangun bodinya memang “boxy”, membuatnya cukup nyaman digenggam tanpa khawatir tergelincir dari tangan. Daya tahannya sungguh jempolan karena tersertifikasi MIL-STD-810H, tidak mudah rusak meski telah terbentur atau terjatuh. 

Pada Infinix GT 30, bodi belakangnya dipenuhi dengan pernak-pernik aksen visual khas gaming yang disebut desain “Cyber Mecha 2.0”. Modul kameranya dibuat lebih sederhana dengan hanya memuat dua bulatan kamera di dalam modul persegi panjang. Aksen-aksen visual gaming di punggungnya sesekali bakal memperlihatkan cahaya (RGB LED), tergantung aktivitas yang dilakukan (menerima notifikasi, menerima panggilan telepon, charginggaming, dan sebagainya).

Untuk semakin memperkuat penggunaan gaming, Infinix GT 30 juga dibekali dua tombol gaming trigger, yakni dua tombol tambahan yang diletakkan di samping bodi untuk menyimulasikan tombol L dan R selayaknya konsol gaming. Tentu saja, kedua tombol ini bisa dipetakan sesuka hati pada setiap judul game yang dimainkan.

Menyoal ketahanan terhadap debu dan air, dua smartphone ini kompak disematkan sertifikasi IP64, membuatnya tahan terhadap debu dan percikan air. Ini memang bukan IP rating tertinggi di kelasnya, karena beberapa ponsel Rp 1 jutaan pun sudah dibekali IP68 (tahan rendaman air). Meskipun begitu, setidaknya kehadiran IP64 ini membuat ponsel tidak mudah rusak saat terkena air hujan.

Beralih ke bagian depan, kedua perangkat ini sudah mengusung desain kamera depan punch hole dengan bezel cukup tipis di sekelilingnya. Di antara keduanya, bezel Moto G67 Power memang sedikit lebih tebal, terutama di bagian bawah. Ini menjadikan Infinix GT 30 sebagai pilihan ideal untuk content consumption

Dari segi kualitas layar, Infinix GT 30 lagi-lagi hadir sebagai juaranya. Perangkat ini dilengkapi panel AMOLED 6,78 inci dengan resolusi 1.224 x 2.720 piksel (QHD Plus). Malahan, sudah ada fitur refresh rate 144 Hz yang membuatnya lebih mulus dari mayoritas HP mid-range di luar sana. Layar AMOLED tersebut menampilkan warna lebih cerah dan warna hitam lebih pekat dibandingkan panel IPS LCD.

Berbicara soal IPS LCD, panel inilah yang diterapkan pada Moto G67 Power, hadir dengan ukuran 6,7 inci pada resolusi 1.080 x 2.400 piksel alias Full HD Plus. Layar ini mendukung refresh rate 120 Hz, HDR10+, serta kecerahan maksimal 1.050 nit.

Karena Infinix GT 30 memakai AMOLED, kecerahan maksimalnya jauh lebih tinggi yakni 4.500 nit. Ini membuatnya lebih cocok digunakan menonton konten HDR, serta dibawa bepergian di siang hari. 

SpesifikasiMoto G67 PowerInfinix GT 30
LayarIPS LCD 6,7 inci (1.080 x 2.400 piksel), refresh rate 120 Hz, kecerahan maksimal 1.050 nitAMOLED 6,78 inci (1.224 x 2.720 piksel), refresh rate 144 Hz, kecerahan maksimal 4.500 nit
Dimensi bodi166,2 x 76,5 x 8,6 mm, bobot 210 gram163,7 x 75,8 x 8 mm, bobot 187 gram
KetahananGorilla Glass 7i (depan), plastik (frame), kulit imitasi (belakang), MIL-STD-810H, IP64Gorilla Glass 7i (depan), plastik (belakang dan frame), IP64
Varian warnaPantone Cilantro dan Pantone Blue CuracaoCyber Blue, Pulse Green, Shadow Ash, Blade White
Fitur khususWarna terkurasi Pantone, kulit imitasi di punggung.Cyber Mecha Body, ada lampu notifikasi “Mechanical Light Waves”, tombol bahu “GT Shoulder Triggers” yang dapat diprogram.

Moto G67 Power vs Infinix GT 30: Kamera

Motorola Moto G67 Power 5G Siap Meluncur, HP Menengah Berbaterai 7.000 MAh
Tiga pilihan warna Motorola Moto G67 Power 5G.

Moto G67 Power dan Infinix GT 30 dibekali dengan setup dual camera di punggung, yakni 50 MP Sony Lytia 60 dan 8 MP ultrawide untuk Moto G67 Power, serta kamera 64 MP Sony IMX682 dan 8 MP ultrawide untuk Infinix GT 30. 

Sony IMX dan Lytia sebenarnya berasal dari lini produk yang sama, namun dengan branding baru dan perbedaan arsitektur internal. Dari segi sensor itu sendiri, Sony LYT-600 yang memakai struktur sensor stacked CMOS bakal menghasilkan gambar lebih bersih dan stabil dibandingkan struktur BSI (back-side illuminated) pada Sony IMX682. Namun, hasil akhirnya ditentukan oleh faktor lain seperti ISP ponsel, dan optimasi software.

Kamera ultrawide dua ponsel ini punya resolusi yang sama. Namun pada Infinix GT 30, kamera ini sudah dilengkapi autofokus sehingga dapat difungsikan sebagai kamera makro juga. Menyoal video, keduanya mendukung hingga resolusi 4K di 30 FPS. Di sisi depan, Moto G67 Power dilengkapi kamera selfie 32 MP sementara Infinix GT 30 punya kamera depan 13 MP. 

SpesifikasiMoto G67 PowerInfinix GT 30
Kamera belakang50 MP Sony Lytia 600 + 8 MP ultrawide (fixed focus)64 MP Sony IMX682 + 8 MP ultrawide (autofokus)
Kamera depan32 MP13 MP

Moto G67 Power vs Infinix GT 30: Baterai

Di bagian baterai, Moto G67 Power tentu lebih bersinar dibandingkan Infinix GT 30. Bukan tanpa sebab, HP Motorola tersebut disuplai dengan baterai 7.000 mAh berbasis teknologi silikon-karbon. Dengan teknologi tersebut, baterai memiliki tingkat kepadatan energi lebih tinggi, sehingga mampu mencapai kapasitas besar tanpa harus membuat bodi “membengkak”. 

Pihak Motorola mengklaim Moto G67 Power bisa bertahan hingga 58 jam pada satu kali pengisian penuh, 130 jam pemutaran musik, 33 jam streaming video, 26 jam bermain game, dan 49 jam durasi telepon. Terdapat juga fitur Battery Care 2.0 untuk mengatur pola pengisian secara cerdas dan menjaga kesehatan baterai untuk pemakaian jangka panjang. 

Sedangkan, Infinix GT 30 “hanya” dilengkapi dengan baterai 5.500 mAh. Walau tidak sebesar Motorola, baterai ini tetap cukup untuk bisa menyuplai daya ke ponsel hingga seharian penuh. Hanya saja, Moto G67 Power bakal mampu bertahan lebih lama lagi, terutama saat dipakai aktivitas berat seperti gaming

Meski baterainya lebih besar, sayangnya Moto G67 Power tidak diimbangi dengan pengisian daya yang ngebut. Perangkat ini hanya dibekali daya pengisian 30 watt, membutuhkan waktu charging dari 20-100 persen selama 1 jam 18 menit. Sedangkan, Infinix GT 30 hadir dengan fitur pengisian lebih unggul dan lengkap.

Dengan daya 45 watt, Infinix GT 30 hanya butuh waktu 49 menit untuk terisi dari 20-100 persen. Bukan hanya itu, sebagai ponsel gaming, ponsel ini juga mengusung fitur bypass charging, supaya tidak cepat panas saat terhubung ke listrik sambil dipakai bermain. 

Moto G67 Power vs Infinix GT 30: Software

Moto G67 Power rilis dengan Android 15 out-of-the-box, dijamin masa pembaruan OS utama 1 tahun dan patch keamanan 3 tahun. Sejumlah fitur AI bawaan Motorola yang dinamakan Moto AI turut hadir, mencakup AI Photo Enhancement Engine, Auto Night Vision, AI-Powered Portraits, Auto Smile Capture, dan Hi-Res Zoom. Selain itu terdapat juga fitur AI yang terintegrasi dengan Google Photos yakni Magic Eraser, Photo Unblur, dan Magic Editor. 

Infinix GT 30 menjalankan sistem antarmuka XOS 15 berbasis Android 15 dari pabrikannya. Pihak perusahaan menjanjikan masa pembaruan OS utama selama 2 tahun serta patch keamanan 3 tahun. Di dalam software tersebut terdapat lebih dari 25 fitur AI, termasuk di antaranya Screen Q&A, AI Erase, Real-Time Two-Way Translation, dan AI Privacy Masking. 

SpesifikasiMoto G67 PowerInfinix GT 30
Sistem operasiAndroid 15Android 15, XOS 15
Jaminan pembaruan OS1 tahun OS utama, 3 tahun patch keamanan2 tahun OS utama, 3 tahun patch keamanan

Kedua ponsel Rp 3 jutaan ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya pada Moto G67 Power, perangkat ini unggul dari ketahanan bodi, chipset, dan baterai. Sedangkan, Infinix GT 30 lebih baik dalam hal fitur gaming seperti tombol bahu, bypass charging, dan dukungan software. Simak poin perbandingan di bawah jika masih bingung dalam menentukan pilihan.

Pilih Moto G67 Power kalau…

  • Budget lebih terbatas.
  • Menyukai desain bodinya yang kalem dan aesthetic, kulit imitasi, warna terkurasi Pantone.
  • Membutuhkan ketahanan bodi yang tangguh dengan standar MIL-STD-810H.
  • Memerlukan baterai jumbo 7.000 mAh yang awet seharian penuh.


Pilih Infinix GT 30 kalau…

  • Membutuhkan tombol bahu dan notifikasi LED pada bodi ponsel.
  • Ingin durasi pengisian daya yang lebih cepat. 
  • Berniat menggunakan ponsel dalam waktu lama (Infinix GT 30 mendukung masa jaminan update OS lebih panjang). 
  • Memerlukan kamera ultrawide yang dibekali autofokus untuk keperluan macro photography

The post Moto G67 Power vs Infinix GT 30: Mana HP Rp 3 Jutaan Terbaik? first appeared on Indonesia Blog.

]]>
https://www.91mobiles.com/id/hub/moto-g67-power-vs-infinix-gt-30-mana-hp-rp-3-jutaan-terbaik/feed/ 0 https://static.hub.91mobiles.com/multisite/wp-content/uploads/sites/6/2025/11/iQoo-Neo-10-Vs-Infinix-GT-30-Pro-27-150x150.jpg150150
Review Samsung Galaxy A17 5G: Unggul di Layar dan Dukungan Software https://www.91mobiles.com/id/hub/review-samsung-galaxy-a17-5g-unggul-di-layar-dan-dukungan-software/ https://www.91mobiles.com/id/hub/review-samsung-galaxy-a17-5g-unggul-di-layar-dan-dukungan-software/#respond Wed, 10 Sep 2025 04:16:01 +0000 https://www.91mobiles.com/id/hub/?p=15800 Samsung telah meluncurkan Galaxy A17 di Indonesia pada Agustus 2025 sebagai penerus dari Galaxy A16. Model terbaru ini mempertahankan beberapa elemen yang sudah familiar seperti layar waterdrop notch, baterai 5.000 mAh, dan setup kamera yang sama, namun kini hadir dengan tambahan OIS. Kali ini, Samsung juga menyertakan charger di dalam kemasan, memperbaiki kekurangan besar yang ada […]

The post Review Samsung Galaxy A17 5G: Unggul di Layar dan Dukungan Software first appeared on Indonesia Blog.

]]>

Samsung telah meluncurkan Galaxy A17 di Indonesia pada Agustus 2025 sebagai penerus dari Galaxy A16. Model terbaru ini mempertahankan beberapa elemen yang sudah familiar seperti layar waterdrop notch, baterai 5.000 mAh, dan setup kamera yang sama, namun kini hadir dengan tambahan OIS. Kali ini, Samsung juga menyertakan charger di dalam kemasan, memperbaiki kekurangan besar yang ada pada pendahulunya.

Yang benar-benar menjadikan Galaxy A17 beda dari yang lain adalah dukungan software jangka panjang, sesuatu yang masih jarang dijumpai di segmen harga murah. Berikut penjelasan lebih dekat mengenai apa saja yang ditawarkan Galaxy A17, serta posisinya di kelas harga terjangkau dibandingkan dengan pendahulunya dan para pesaingnya.

Kesimpulan awal

Samsung Galaxy A17 hadir dengan desain ramping, layar AMOLED yang memukau, kamera yang mumpuni di kondisi minim cahaya, serta dukungan software terbaik di kelasnya. Namun, dengan performa yang tergolong rata-rata, kecepatan pengisian daya yang lambat, dan daya tahan baterai yang biasa saja, para pesaing seperti Infinix GT 30 menawarkan nilai yang lebih seimbang secara keseluruhan.

Desain dan layar: Perpaduan antara yang baru dan lama

Galaxy A17 tampil dengan desain bersih dan ramping, menampilkan modul kamera belakang berisi tiga lensa. Meski berukuran besar, ponsel ini tidak terasa terlalu berat atau sulit digenggam. Samsung menawarkan tiga pilihan warna klasik yakni Grey, Blue, dan Black. Unit yang kami uji adalah varian Blue, tampilannya mirip dengan warna Blue Shadow pada Galaxy Z Fold7. Bagian belakangnya juga menampilkan efek kilau yang menarik saat terkena sinar matahari.

Di bagian depan, ponsel ini dilindungi oleh Gorilla Glass Victus, menambah ketahanan terhadap benturan dan goresan. Namun, ponsel ini hanya tersertifikasi IP45 untuk mengurangi risiko rusak akibat debu dan percikan air, tergolong standar. Padahal, sejumlah ponsel di harga yang sama sudah tersertifikasi IP69.

Satu hal yang terasa ketinggalan zaman adalah notch berbentuk “U” pada bagian atas layar. Desain ini terasa usang, mengingat sebagian besar ponsel di segmen harga yang sama sudah beralih ke layar punch hole. Selain itu, bezel di sekitar layar juga sedikit lebih tebal dibandingkan ponsel lain di harga Rp 3 jutaan, sehingga mengurangi kesan immersive saat menonton konten.

Kendati begitu, kualitas layarnya tetap memukau. Seperti yang bisa diharapkan dari panel Super AMOLED milik Samsung, tampilan layar Galaxy A17 cerah, halus, dan responsif meski hanya mendukung refresh rate 90 Hz. Layar berukuran 6,7 inci ini memiliki resolusi Full HD Plus, dan meskipun tingkat kecerahan maksimalnya tidak disebutkan, layar tetap mudah dibaca di bawah sinar matahari langsung.

Performa memadai untuk pemakaian sehari-hari

Umumnya, HP Samsung memang bukan pilihan utama bagi yang memprioritaskan performa tangguh di kelas menengah, ini juga tercermin pada Galaxy A17 5G. Ponsel ini disokong oleh Exynos 1330, chipset berfabrikasi 5 nm yang pertama kali digunakan pada Galaxy A14 di tahun 2023. Dibandingkan dengan kompetitor terkini, performanya mulai tertinggal, sebagaimana terlihat dari hasil benchmark.

Galaxy A17 5G hanya menorehkan skor AnTuTu di angka 604.677 poin, berdasarkan pengujian internal yang dilakukan tim 91Mobiles. Salah satu pesaingnya di harga Rp 3 juta, Infinix GT 30, berhasil meraih skor 727.195 poin yang lebih tinggi lantaran dibekali chip MediaTek Dimensity 7400. 

Meski hasil benchmark-nya tertinggal, Galaxy A17 tetap cukup untuk kebutuhan harian seperti navigasi, media sosial, dan streaming. Tidak ada lag besar atau stutter yang mengganggu, sementara performa gaming tergolong lumayan. Akan tetapi, sesi bermain yang panjang dapat membuat perangkat panas, suhu meningkat sekitar 9 derajat setelah 30 menit bermain Call of Duty: Mobile. Kenaikan suhu tersebut termasuk yang tertinggi di segmen ini. Menariknya, hal ini tidak terjadi saat memainkan BGMI (PUBG Mobile versi India) atau Real Racing 3.

Masa dukungan update OS yang panjang, kustomisasi melimpah

Galaxy A17 menjalankan One UI 7 berbasis Android 15 sedari awal rilis, dijanjikan 6 tahun pembaruan OS serta patch keamanan. Ini merupakan masa dukungan terlama di kelas harga Rp 3 jutaan. Meski tidak menyerupai pengalaman stock Android, antarmukanya tetap terasa bersih dengan jumlah aplikasi bawaan yang relatif sedikit, hanya 49 aplikasi (bandingkan dengan Moto G96 yang memiliki 44 aplikasi).

Keunggulan utama One UI ada pada fleksibilitasnya. Pengguna bisa menyesuaikan hampir semua elemen, mulai dari menu notifikasi dan papan ketik, hingga tampilan pesan, dengan berbagai theme gratis. Bagi yang ingin kontrol lebih dalam, Good Lock memberikan opsi kustomisasi tingkat lanjut, menjadikan pengalaman penggunaan lebih personal dan ramah pengguna.

Kamera mumpuni dengan hasil foto malam hari yang memuaskan

Galaxy A17 memiliki kamera yang baik di kelasnya karena mampu memberikan hasil seimbang di berbagai kondisi pemotretan. Ponsel ini dibekali kamera utama 50 MP dengan OIS, ultrawide 5 MP, dan kamera makro 2 MP. Untuk kebutuhan selfie, tersedia kamera depan 13 MP. Smartphone ini mampu menghasilkan foto yang layak di kondisi pencahayaan terang dan selfie, namun performanya justru paling menonjol saat digunakan di kondisi minim cahaya. 

Kamera Galaxy A17 menghasilkan foto cukup memukau untuk kelas harganya, meski belum sepenuhnya memuaskan. Dalam kondisi siang hari, fotonya sekilas terlihat oke, tapi detail kecil dan ketajamannya terlihat kurang oke saat diperbesar. Warnanya kadang agak meleset dan dynamic range pun tampak kurang luas.

Untuk foto portrait, hasilnya tergolong bagus. Warna kulit terlihat alami dan detail wajah terjaga. Efek background blur memang belum terlihat sempurna, tapi pemisahan antara subjek dan latar (edge detection) masih tergolong cukup rapi.

Selfie dari kamera depan terlihat cerah dengan sedikit efek skin smoothing, sehingga cocok untuk media sosial, meski warna kulitnya tidak seakurat kompetitor.

Kamera ultrawide miliknya menghasilkan gambar yang menarik secara sekilas, tetapi jika diperbesar terlihat ada distorsi dan penurunan ketajaman di bagian tepinya.

Menariknya, performa kamera Galaxy A17 di kondisi minim cahaya justru solid. Hasil foto malam hari tampak terang, dengan flare dan noise yang terkendali, serta detail yang cukup jelas untuk kelas harganya.

Ketahanan baterai biasa-biasa saja

Kapasitas baterai Galaxy A17 tergolong standar yakni 5.000 mAh. Pengisian dayanya didukung dengan fast charging 25 watt yang tergolong kalah saing. Tidak seperti pendahulunya, kali ini Galaxy A17 disertai dengan charger di kemasan penjualannya. Kendati kapasitas baterainya tergolong cukup untuk kelas harga Rp 3 jutaan, tak sedikit pesaingnya yang sudah disertai baterai 6.000 mAh atau 7.000 mAh. Durasi pengisian daya ponsel ini juga tergolong lambat, lantaran hanya punya daya 25 watt yang sungguh kalah saing. Dalam pengujian internal, Galaxy A17 membutuhkan waktu 1 jam 10 menit untuk terisi dari 20-100 persen. Dengan kata lain, pengisian dari nol hingga penuh bisa memakan waktu hingga satu jam setengah. 

Dalam pengujian PC Mark, Galaxy A17 berhasil bertahan selama 9 jam 59 menit, salah satu durasi terendah di kelasnya. Pengujian tersebut menyimulasikan penggunaan sehari-hari seperti browsing, mengedit foto, dan gaming, menjadikannya sebuah indikator yang bisa dipercaya dalam hal ketahanan di skenario nyata. Pada penggunaan sehari-hari, Anda bisa mengharapkan durasi ketahanan hingga seharian penuh sebelum akhirnya perangkat butuh dicas. 

Kesimpulan

Galaxy A17 menghadirkan sejumlah peningkatan dibandingkan Galaxy A16 dari segi penambahan OIS di kamera utama, penyertaan charger di boks penjualan, serta jaminan dukungan update 6 tahun yang tak tertandingi. Ponsel ini juga memiliki bodi yang ramping, layar AMOLED cerah, serta kinerja fotografi minim cahaya yang memadai. Namun, di harga Rp 3.699.000, pemilihan chipset Exynos 1330 sungguh membatasi kinerja ponsel. Ketahanan baterainya pun tergolong biasa saja, dan pengisian dayanya lebih lambat dari berbagai rivalnya. Terlepas dari itu semua, Galaxy A17 memang tidak dirancang untuk berfokus pada kinerja. Masih banyak pesaingnya yang bisa direkomendasikan jika Anda seorang gamer, Infinix GT 30 misalnya. Namun jika memprioritaskan keindahan layar serta software Samsung yang dijanjikan masa pembaruan panjang, Galaxy A17 layak direkomendasikan. 

Rating editor: 8 / 10

Alasan membeli:

  • Perangkat ini dibekali layar Super AMOLED beresolusi Full HD Plus yang cerah, baik di dalam maupun di luar ruangan.
  • Hasil foto minim cahaya yang baik, dengan detail yang optimal dan noise yang minim.
  • Galaxy A17 dijanjikan masa dukungan update OS utama hingga 6 tahun, paling lama di kelas harganya.


Alasan tidak membeli:

  • Perangkat ini masih menggunakan waterdrop notch sebagai “rumah” bagi kamera depan, bukan punch hole seperti mayoritas rivalnya.
  • Hanya disertai dukungan charging 25 watt, tergolong lambat di harganya. 
Samsung Galaxy A17 Harga
Rp. 2.738.000
Pergi Ke Toko
Rp. 2.770.000
Pergi Ke Toko
Rp. 2.899.000
Pergi Ke Toko
Lihat Semua

The post Review Samsung Galaxy A17 5G: Unggul di Layar dan Dukungan Software first appeared on Indonesia Blog.

]]>
https://www.91mobiles.com/id/hub/review-samsung-galaxy-a17-5g-unggul-di-layar-dan-dukungan-software/feed/ 0 https://static.hub.91mobiles.com/multisite/wp-content/uploads/sites/6/2025/10/a17-rev-1-150x150.jpg150150
Review Vivo Y400: Ponsel Tahan Banting dengan Desain Menawan https://www.91mobiles.com/id/hub/review-vivo-y400-ponsel-tahan-banting-dengan-desain-menawan/ https://www.91mobiles.com/id/hub/review-vivo-y400-ponsel-tahan-banting-dengan-desain-menawan/#respond Fri, 29 Aug 2025 09:25:28 +0000 https://www.91mobiles.com/id/hub/?p=15978 Vivo Y400 merupakan pendatang terbaru di lini Y-series. Dibanderol seharga Rp 3.199.000, ponsel ini berada satu tingkat di bawah Vivo Y400 Pro. Seperti kebanyakan ponsel Vivo lainnya yang dirilis belakangan ini, Y400 menonjolkan desain serta kemampuan kamera sebagai daya tarik utama. Smartphone kelas menengah ini juga dibekali sejumlah fitur AI yang dapat dimanfaatkan dalam aktivitas […]

The post Review Vivo Y400: Ponsel Tahan Banting dengan Desain Menawan first appeared on Indonesia Blog.

]]>

Vivo Y400 merupakan pendatang terbaru di lini Y-series. Dibanderol seharga Rp 3.199.000, ponsel ini berada satu tingkat di bawah Vivo Y400 Pro. Seperti kebanyakan ponsel Vivo lainnya yang dirilis belakangan ini, Y400 menonjolkan desain serta kemampuan kamera sebagai daya tarik utama. Smartphone kelas menengah ini juga dibekali sejumlah fitur AI yang dapat dimanfaatkan dalam aktivitas harian, seperti membantu menulis dan meringkas teks, hingga mengedit foto secara cepat untuk menghasilkan tampilan yang diinginkan.

Ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 4 Gen 2 dan penyimpanan UFS 3.1, Vivo Y400 punya cukup banyak “PR” untuk meyakinkan khalayak di tengah persaingan yang sengit. Soalnya, di kelas harganya sudah ada pilihan lain yang menawarkan performa lebih tinggi berkat kehadiran MediaTek Dimensity 8350 dan Snapdragon 7s Gen 3. Jadi, seberapa baik kinerjanya? Simak ulasan ini, di mana saya menggunakan Vivo Y400 sebagai perangkat harian selama satu minggu untuk menguji layar, kamera, performa, dan daya tahan baterainya.

Kesimpulan awal

Vivo Y400 memikat lewat desainnya yang ramping dan ringan, rating IP68/69, layar AMOLED yang berwarna cerah, serta kemampuan fotografi malam yang kuat. Namun, performa untuk tugas berat, bermain game, dan multitaskiny400 bukanlah keunggulannya, meskipun sudah dibekali penyimpanan UFS 3.1. Selain itu, kontrol highlight pada hasil foto siang hari masih terasa agak kurang.

Desain ramping, kokoh, solid

Begitu pertama kali menggenggam Vivo Y400, kami langsung merasa nyaman menggunakannya dengan satu tangan. Varian warna Olive Green yang kami uji memiliki bobot 197 gram, sementara varian Glam White sedikit lebih berat di 198 gram. Ketebalan hanya 7,9 mm turut membuat Vivo Y400 terlihat ramping. Bahkan dibandingkan ponsel di kisaran harga Rp 5 juta seperti Motorola Edge 60 Fusion, Vivo Y400 masih lebih tipis. Bodi ponsel mengusung bingkai samping plastik datar yang tidak menusuk telapak tangan.

Bingkai sisi ponsel memiliki permukaan reflektif dengan lapisan glossy, namun mudah meninggalkan sidik jari dan noda. Untungnya, Vivo menyertakan silicone case berkualitas yang melindungi tombol, meningkatkan grip, dan membantu menjaga kebersihan sisi perangkat. Pada bagian belakang, warna Olive Green menampilkan efek gradasi matte berkilau saat terkena cahaya. Modul kamera berbentuk memanjang terletak di pojok kiri atas dengan lampu kilat LED, sementara logo “vivo” berada di bagian bawah.

Vivo Y400 tersertifikasi IP68/ IP69, tahan debu dan air

Vivo Y400 juga dibekali sertifikasi IP68/69 untuk ketahanan terhadap hujan dan cipratan air ekstrem. Menariknya, Vivo memanfaatkan sertifikasi ini dengan menambahkan mode “Underwater Photography” yang memungkinkan pengguna memotret dan merekam video di dalam air. Selain itu, perangkat ini memiliki sertifikasi militer MIL-STD-810H untuk ketahanan terhadap benturan atau jatuh di permukaan keras.

Layar AMOLED datar yang memadai

Di bagian depan, Vivo Y400 mengusung layar datar AMOLED berukuran 6,67 inci beresolusi FHD (2.400 × 1.080) dengan refresh rate hingga 120 Hz. Panel E4 yang digunakan ini sebelumnya pernah hadir di ponsel flagship seperti OnePlus 11. Layar tersebut memiliki kerapatan piksel 394 ppi, mendukung gamut warna P3, dan tingkat kecerahan maksimal hingga 1.800 nit. Layar terlihat jelas di dalam ruangan, tetapi sedikit kesulitan tampil optimal di bawah sinar matahari langsung, terutama jika dibandingkan dengan Motorola Edge 60 Fusion.

Vivo Y400 menawarkan tiga opsi mode warna layar, yakni Standard, Professional, dan Bright. Kami paling menyukai mode Bright, yang menampilkan warna-warna cerah cocok untuk menonton konten. Karena menggunakan panel AMOLED, sudut pandang layar pun luas tanpa masalah visibilitas. Navigasi layar terasa mulus berkat dukungan refresh rate 120 Hz. Meski banyak ponsel lain dengan panel 1080p mampu memutar konten 2K atau 4K di YouTube, Vivo Y400 terbatas pada resolusi 1080p. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh keterbatasan hardware Snapdragon 4 Gen 2. Meskipun tidak bisa memutar resolusi di atas native, memilih kualitas video lebih tinggi tetap memberikan bitrate streaming yang lebih baik. Sebagai kompensasi, ponsel ini dilengkapi speaker tunggal di bagian atas yang menghasilkan suara jernih dan cukup nyaring.

Kamera mumpuni walau belum sempurna

Vivo Y400 dibekali kamera utama 50 MP Sony IMX852 dengan ukuran sensor 1/2.96 inci dan aperture f/1.8. Kamera ini ditemani oleh lensa bokeh 2 MP serta modul cincin berbentuk persegi yang disebut “Dynamic Light”. Di bagian depan, terdapat kamera selfie 32 MP yang mengusung desain punch hole. Kamera belakang mampu merekam video hingga 1080p pada 30 FPS, jauh di bawah pesaing seperti OnePlus Nord CE 5 yang sudah mendukung perekaman 4K.

Lampu “Dynamic Light” di bawah kamera akan menyala ketika ada notifikasi atau panggilan masuk. Hasil foto dari kamera belakang Vivo Y400 memiliki detail yang memadai, meski terkadang kesulitan mengontrol highlight dan exposure di kondisi cahaya sangat terang, sehingga sedikit tampak tidak alami. Namun, di kondisi pencahayaan dalam ruangan yang baik, hasil fotonya memiliki tone menyenangkan dengan warna sedikit lebih cerah.

Saat memotret dengan digital crop 2x di kondisi cahaya cukup, detail memang sedikit menurun, tetapi hasil akhirnya tetap layak, kecuali jika Anda zoom hingga sangat besar. Kamera depan 32 MP menghasilkan foto dengan dynamic range luas, warna yang mendekati alami, dan detail cukup tajam. Untuk pemotretan malam, kamera Vivo Y400 patut diapresiasi karena tidak memberikan semburat biru berlebihan pada langit saat mengambil foto di area terbuka. Detail pada foto malam tergolong cukup baik dan warna tampil akurat.

Performa kalah saing

Vivo Y400 ditenagai prosesor Qualcomm Snapdragon 4 Gen 2, chipset octa-core yang dibuat dengan proses fabrikasi 4 nm dan memiliki clock speed hingga 2,2 GHz. Meskipun sudah menjadi prosesor 5G yang cukup andal, performanya masih kalah dibandingkan chipset pada ponsel pesaing seperti Motorola Edge 60 Fusion (Dimensity 7400).

Dari hasil pengujian, Vivo Y400 kalah saing dengan sejumlah rival di kelas harga serupa, menandakan raw performance yang lebih lemah untuk tugas berat seperti bermain game, multi-tasking, serta pengeditan foto dan video. Dalam penggunaan sehari-hari, Vivo Y400 masih bisa diandalkan, tetapi terkadang muncul sedikit stutter ketika membuka aplikasi atau menurunkan panel notifikasi saat banyak aplikasi berjalan di latar belakang. 

Kelebihan dari chipset yang tidak terlalu agresif ini adalah suhu perangkat tetap terjaga dengan baik. Dalam sesi permainan Real Racing 3, BGMI (PUBG Mobile), dan Call of Duty: Mobile selama masing-masing 30 menit, suhu Vivo Y400 tidak pernah melebihi 33 derajat Celsius. Untuk performa game itu sendiri, pengguna bisa mendapatkan sekitar 55 FPS di Real Racing 3 dan COD Mobile, meski jangan berharap tampilan visual dan detail grafisnya memukau. 

Software mumpuni dengan sentuhan AI

Vivo Y400 menjalankan Funtouch OS 15 berbasis Android 15. Antarmuka ini tergolong fungsional dan menawarkan banyak fitur serta opsi kustomisasi. Fitur umum seperti app clone, sidebar, Ultra Game Mode khusus game, floating windows, split screen, hingga simple mode semuanya tersedia untuk memudahkan penggunaan sehari-hari. Ponsel ini juga dibekali sejumlah aplikasi bawaan seperti Amazon, PhonePe, Truecaller, LinkedIn, Netflix, serta toko aplikasi milik Vivo sendiri, V-Appstore. Jika beberapa aplikasi tersebut terasa tidak diperlukan, pengguna bisa menghapusnya dengan mudah.

Selain fitur dasar, Funtouch OS 15 pada Vivo Y400 juga membawa berbagai kemampuan berbasis AI. Beberapa di antaranya termasuk Google Circle to Search, AI Recorder yang dapat mentranskripsi dan meringkas rekaman suara, serta AI Note Assist yang membantu merangkum teks panjang, fitur yang terbukti berguna saat kami mencobanya untuk meringkas artikel. Ada pula AI Screen Translation untuk menerjemahkan konten di layar secara instan, dan AI Document yang secara otomatis merapikan hasil foto dokumen agar tampak sejajar.

Di aplikasi galeri, pengguna juga akan menemukan fitur AI tambahan seperti AI Photo Enhance untuk meningkatkan detail dan warna pada foto, serta AI Erase yang dapat menghapus objek atau orang yang tidak diinginkan dalam gambar.

Dari sisi pembaruan sistem, Vivo menjanjikan 3 tahun pembaruan Android utama dan 4 tahun pembaruan keamanan untuk Y400. Janji ini sebanding dengan pesaing di kelas harga yang sama seperti Motorola Edge 60 Fusion, dan bahkan lebih baik daripada iQoo Z10 yang hanya menawarkan 2 tahun pembaruan OS. Berdasarkan rekam jejaknya, Vivo termasuk cepat dalam merilis pembaruan untuk perangkat kelas menengah dan entry-level, sehingga besar harapan Vivo Y400 juga mendapatkan perlakuan serupa.

Baterai besar dengan pengisian daya ngebut

Vivo Y400 dibekali baterai berkapasitas besar 6.000 mAh, lebih besar dibandingkan Vivo Y400 Pro yang memiliki baterai 5.500 mAh. Kendati demikian, keduanya sama-sama mendukung pengisian cepat 90W FlashCharge. Vivo mengklaim bahwa baterai dapat terisi penuh dalam waktu 44 menit, dan hasil pengujian kami menunjukkan bahwa Y400 memang mampu terisi dari 20-100 persen hanya dalam 43 menit, waktu yang tergolong cepat untuk kapasitas sebesar ini.

Dalam penggunaan sehari-hari seperti menonton video di YouTube dan JioHotstar, menjelajahi web, mendengarkan musik di Spotify, serta bermain media sosial secara ringan, Vivo Y400 mampu bertahan seharian penuh dengan sisa daya yang masih cukup di malam hari. Dengan chipset yang efisien dalam konsumsi daya, ponsel ini juga tidak cepat menguras baterai, terutama jika digunakan oleh pengguna dengan pola pemakaian ringan hingga sedang.

Kesimpulan: Apakah Vivo Y400 worth it di harga Rp 3,2 juta?

Vivo Y400 standar rilis di Indonesia pada Agustus 2025 dengan harga Rp 3.199.000 untuk RAM 8 GB/ 128 GB dan RAM 8 GB/ 256 GB untuk RAM 8 GB/ 256 GB. Di harga tersebut, Vivo Y400 memiliki banyak hal menarik untuk ditawarkan. Namun, dibandingkan dengan sejumlah pesaingnya, HP ini terasa sedikit tertinggal.

Untuk aktivitas seperti bermain game menengah hingga berat, penggunaan harian, atau multi-tasking, chipset Snapdragon 4 Gen 2 yang dibawanya tidak benar-benar mampu menyamai ponsel lain di kelas harga yang sama, kendati sudah didukung penyimpanan UFS 3.1.

Kualitas fotografi di siang hari juga bukan keunggulan utama Vivo Y400, karena highlight sering kali tampak pudar pada mode 1x, portrait, dan selfie, membuat pemandangan terang terlihat kurang menarik. Sebaliknya, performa kamera malam hari justru mengesankan, mampu menangkap foto yang jernih dan detail, begitu pula daya tahan baterainya yang solid. Kualitas layarnya juga menjadi nilai plus bagi Vivo Y400 karena panelnya mampu menampilkan warna-warna yang cerah dan visual yang memanjakan mata.

Kelebihan lain dari Vivo Y400 terletak pada desainnya yang ramping dan ringan, ditambah dengan sertifikasi IP68/69 serta standar militer yang membuatnya unggul di aspek ketahanan. Jadi, kecuali Anda benar-benar mengutamakan performa terbaik, Vivo Y400 tetap layak dipertimbangkan.

Rating editor: 7,6 / 10

Alasan membeli:

  • Bodi ringkas dengan ketahanan mumpuni, tersertifikasi IP68/ IP69 dan standar militer MIL-STD-810H.
  • Layar AMOLED 1080p miliknya menampilkan visual memukau dengan warna cerah, stereo speaker miliknya punya suara bagus.
  • Kualitas foto malam hari yang memadai dengan reproduksi warna yang mendekati aslinya.

Alasan tidak membeli

  • Performa kalah saing di kelas harganya, pengalaman gaming terasa kurang oke.
  • Kamera ponsel kurang mampu menghasilkan foto dengan highlight dan exposure yang baik di kondisi siang hari.
Vivo Y400 4G Harga
Rp. 2.589.000
Pergi Ke Toko
Rp. 2.873.000
Pergi Ke Toko
Rp. 3.496.000
Pergi Ke Toko
Lihat Semua

The post Review Vivo Y400: Ponsel Tahan Banting dengan Desain Menawan first appeared on Indonesia Blog.

]]>
https://www.91mobiles.com/id/hub/review-vivo-y400-ponsel-tahan-banting-dengan-desain-menawan/feed/ 0 https://static.hub.91mobiles.com/multisite/wp-content/uploads/sites/6/2025/11/vivo-y400-review-1-150x150.jpg150150
Infinix GT 30 Resmi Meluncur, Ini Harga dan Spesifikasinya https://www.91mobiles.com/id/hub/infinix-gt-30-resmi-meluncur-ini-harga-dan-spesifikasinya/ https://www.91mobiles.com/id/hub/infinix-gt-30-resmi-meluncur-ini-harga-dan-spesifikasinya/#respond Fri, 08 Aug 2025 12:16:18 +0000 https://www.91mobiles.com/id/hub/?p=12987 Persaingan ponsel gaming di kelas harga menengah semakin memanas setelah Infinix GT 30 resmi diluncurkan di India pada hari ini, Jumat (08/08/2025). Ponsel ini merupakan versi “reguler” dari Infinix GT 30 Pro yang sudah dibawa masuk ke Tanah Air pada Mei 2025 kemarin. Kendati merupakan varian yang lebih rendah dari Pro, perangkat ini masih menawarkan spesifikasi yang […]

The post Infinix GT 30 Resmi Meluncur, Ini Harga dan Spesifikasinya first appeared on Indonesia Blog.

]]>
Sorotan
  • Infinix GT 30 resmi meluncur di pasar India, penjualan dimulai pada 14 Agustus mendatang.
  • Perangkat ini dibekali dengan chipset Dimensity 7400, layar AMOLED 144 Hz, serta tombol bahu L dan R untuk bermain game
  • Infinix GT 30 dibanderol dengan harga mulai dari Rp 3,6 jutaan.

Persaingan ponsel gaming di kelas harga menengah semakin memanas setelah Infinix GT 30 resmi diluncurkan di India pada hari ini, Jumat (08/08/2025). 

Ponsel ini merupakan versi “reguler” dari Infinix GT 30 Pro yang sudah dibawa masuk ke Tanah Air pada Mei 2025 kemarin. 

Kendati merupakan varian yang lebih rendah dari Pro, perangkat ini masih menawarkan spesifikasi yang mumpuni untuk bermain game

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima 91Mobiles Indonesia, Infinix GT 30 hadir dengan sederet keunggulan utama seperti GT Shoulder Gaming Trigger, layar AMOLED beresolusi 1,5K, kamera utama 64 MP, serta serangkaian fitur kecerdasan buatan (AI).

Spesifikasi Infinix GT 30

  • Chipset: Sebagai ponsel gaming di kelas menengah, Infinix GT 30 disokong oleh MediaTek Dimensity 7400 yang diklaim berhasil menorehkan skor 779 ribuan lebih di AnTuTu. 
  • RAM dan penyimpanan: Perangkat ini dilengkapi RAM LPDDR5x 8 GB, dapat diperluas hingga 16 GB via RAM virtual untuk multi-tasking yang lancar. Sementara, opsi penyimpanannya ada dua yaitu 128 GB dan 256 GB.
  • Layar: Infinix GT 30 “reguler” difasilitasi panel AMOLED 6,78 1,5K dengan refresh rate 144 Hz serta touch sampling rate 2.160 Hz. Layar tersebut mendukung kecerahan maksimal 4.500 nit, rasio bodi-ke-layar 93,7 persen, dan tersertifikasi TÜV Rheinland Eye Care.
  • Untuk pasar India, perangkat ini juga sudah mendapatkan dukungan resmi dari Krafton untuk menjalankan BGMI (PUBG Mobile versi India) di frame rate 90 FPS. 
  • Kamera: Menyoal aspek fotografi, Infinix GT 30 dipersenjatai kamera utama Sony 64 MP serta kamera ultra wide 8 MP. Untuk menunjang selfie, tersedia kamera depan 13 MP yang disertai flash. Baik kamera depan maupun belakang mendukung perekaman video 4K. 
  • Untuk semakin menunjang fotografi, terdapat pula fitur AI berguna seperti AI Extender, AI Eraser, dan AI Cutout. 
  • Baterai dan pengisian daya: Urusan dayanya diserahkan pada baterai berkapasitas 5.500 mAh dengan pengisian cepat 45 watt via kabelInfinix GT 30 juga dilengkapi bypass charging untuk mengurangi panas saat bermain game dan reverse charging untuk mengisi perangkat lain.
  • Software: Ponsel ini menjalankan sistem antarmuka XOS 15 berbasis Android 15. Sederet fitur AI juga hadir, seperti AI Note, Writing Assistant, Document Assistant, Circle to Search, dan asisten suara Folax. 
  • Infinix menjanjikan masa dukungan pembaruan OS utama hingga 2 tahun dan patch sekuriti hingga 3 tahun.
  • XBoost AI Suite: Selain fitur AI yang disebutkan tadi, Infinix GT 30 juga dilengkapi dengan mode Esport dedicated, Magic Voice Changer, dan ZoneTouch Master yang terkandung dalam fitur XBoost AI Suite. 
  • Bodi: Menyoal ketahanan, perangkat ini tersertifikasi IP64 agar tahan terhadap debu dan percikan air dari segala sisi. Layarnya pun terlindungi oleh kaca proteksi Gorilla Glass 7i sehingga tak mudah retak saat terbentur. 
  • Fitur-fitur lain: Ponsel ini punya tombol bahu bernama “GT Shoulder Gaming Triggers” yang bisa diprogram untuk perintah di dalam game seperti membidik atau menembak. Lalu, tersedia juga pendingin vapour chamber 6 lapis yang konon dapat meningkatkan pembuangan panas hingga 20 persen ketimbang generasi sebelumnya. 

Tidak lupa, Infinix GT 30 juga mengusung konsep desain bodi yang unik bertajuk “Cyber Mecha 2.0”. Bodi belakangnya dihiasi pencahayaan LED berwarna putih yang dapat diatur untuk bereaksi terhadap sejumlah aktivitas, seperti pengisian daya, pemutaran lagu, atau penerimaan notifikasi. 

Harga dan ketersediaan

Di India, Infinix GT 30 tersedia dalam beberapa varian warna yaitu Cyber Green, Pulse Blue, dan Blade White. Penjualannya di negara bersangkutan akan dimulai pada 14 Agustus 2025 mendatang melalui situs e-commerce Flipkart. 

Adapun setiap pembelian yang dilakukan via situs resmi Infinix akan mendapatkan GT Gaming Kit sebagai bundle yang tersedia secara terbatas. Berikut ini adalah daftar harganya. 

VarianHarga 
RAM 8 GB/ 128 GB19.499 rupee (Rp 3,6 jutaan)
RAM 8 GB/ 256 GB20.999 rupee (Rp 3,8 jutaan) 

The post Infinix GT 30 Resmi Meluncur, Ini Harga dan Spesifikasinya first appeared on Indonesia Blog.

]]>
https://www.91mobiles.com/id/hub/infinix-gt-30-resmi-meluncur-ini-harga-dan-spesifikasinya/feed/ 0 https://static.hub.91mobiles.com/multisite/wp-content/uploads/sites/6/2025/08/GT-30-Launch-1-150x150.jpg150150
Review Tecno Pova 7 5G: Desain Keren ala Gaming dengan Fitur Melimpah https://www.91mobiles.com/id/hub/review-tecno-pova-7-5g-desain-keren-ala-gaming-dengan-fitur-melimpah/ https://www.91mobiles.com/id/hub/review-tecno-pova-7-5g-desain-keren-ala-gaming-dengan-fitur-melimpah/#respond Fri, 08 Aug 2025 06:00:05 +0000 https://www.91mobiles.com/id/hub/?p=15682 Tecno Pova 7 5G telah resmi diluncurkan di Indonesia pada Juli 2025, bersamaan dengan rilisnya Tecno Pova 7 Ultra. Adapun banderol harga untuk Pova 7 5G sendiri mulai dari Rp 3 juta. Dengan harga tersebut, Tecno menawarkan layar LCD dengan refresh rate 144 Hz, sistem operasi HiOS berbasis Android 15, chipset MediaTek Dimensity 7300 Ultimate, […]

The post Review Tecno Pova 7 5G: Desain Keren ala Gaming dengan Fitur Melimpah first appeared on Indonesia Blog.

]]>

Tecno Pova 7 5G telah resmi diluncurkan di Indonesia pada Juli 2025, bersamaan dengan rilisnya Tecno Pova 7 Ultra. Adapun banderol harga untuk Pova 7 5G sendiri mulai dari Rp 3 juta. Dengan harga tersebut, Tecno menawarkan layar LCD dengan refresh rate 144 Hz, sistem operasi HiOS berbasis Android 15, chipset MediaTek Dimensity 7300 Ultimate, kamera belakang 50 MP, serta baterai 6.000 mAh dengan dukungan pengisian cepat 45 watt, semuanya dikemas dalam desain bergaya sci-fi. Meski desainnya menarik dan spesifikasinya terlihat solid, mari kita lihat apakah kombinasi tersebut benar-benar membuatnya worth it di kelas harga Rp 3 juta.

Kesimpulan awal

Tecno POVA 7 menawarkan layar yang mulus dan tajam, performa yang gesit, serta baterai besar 6.000 mAh dengan pengisian cepat 45 watt. Namun, kameranya condong menghasilkan warna yang kurang alami. Dukungan software pun terbatas. Meski begitu, ponsel ini menonjol dengan desain unik dan berani, serta mampu menunjang keseharian dengan nyaman, terutama jika dilihat dari harganya.

Desain unik, nyaman digenggam

Tecno POVA 7 menampilkan bagian belakang semi-transparan dengan modul kamera berbentuk segitiga, punya sudut-sudut melingkar. Kameranya tidak terlalu mencuat, sehingga ponsel bisa diletakkan rata di meja tanpa banyak goyangan. Sebenarnya ponsel ini hanya punya satu lensa kamera, lantaran dua lingkaran lain ditambahkan untuk simetri desain.

Di sekeliling modul tersebut terdapat lampu LED yang disebut Delta Light Interface, yakni strip cahaya yang menyala untuk memberi tahu pengguna tentang notifikasi, panggilan masuk, pengisian daya, baterai lemah, perubahan volume, peluncuran game, hingga saat perangkat dinyalakan. Efek ini cukup mencolok di tempat umum, bisa terlihat keren atau “nyentrik” tergantung selera masing-masing.

Di dalam panel plastik transparan terdapat pola segitiga yang serasi dengan tema utama, serta teks kecil bertuliskan logo Tecno dan highlight fitur utama seperti 50 MP AI Camera, NFC, dan Hi-Density 6000 mAh Battery.

Desain cyber-futuristik dengan sistem pencahayaan LED dan panel transparan berhiaskan teks serta pola geometris tampaknya terinspirasi dari Nothing Phone, dan hasilnya cukup memukau. Desain seperti ini membuat Pova 7 tampil beda di tengah banyaknya ponsel dengan desain seragam di kelas harga yang sama.

Selain tampil keren, ponsel ini juga nyaman digenggam. Bagian belakangnya melengkung lembut, tombol di sisi kanan terasa clicky dan mudah dijangkau, laci kartu SIM ada di sisi kiri, sementara di bagian bawah terdapat speaker grille, port USB-C, dan mikrofon. Ponsel ini juga dilengkapi earpiece yang berfungsi sebagai speaker kedua, mikrofon tambahan, dan port inframerah. Bingkainya memiliki finishing matte, pilihan yang lebih disukai karena tidak mudah meninggalkan sidik jari seperti frame glossy.

Layar memukau, namun kecerahannya biasa saja

Tecno Pova 7 menampilkan layar datar IPS LCD 6,78 inci dengan lubang kamera (punch-hole) di bagian tengah untuk kamera depan. Bezel bawahnya sedikit tebal, sementara tiga sisi lainnya memiliki bezel yang tipis. Panelnya menggunakan teknologi LTPS backplane dengan resolusi Full HD Plus, menghasilkan kepadatan piksel 396 ppi.

Jika dibandingkan secara langsung, ponsel Tecno ini menonjol dalam hal kejernihan dan kontras, sehingga visual terlihat lebih hidup di layar ini. Anda bisa menonton video hingga resolusi Full HD di Netflix (berkat dukungan Widevine L1) dan hingga 1.440p di YouTube.

Panel LTPS juga membantu dalam menghadirkan refresh rate tinggi. Ponsel ini mendukung refresh rate 144 Hz di beberapa aplikasi seperti Settings, Phone, Messages, Facebook, dan Files by Google. Aplikasi lain dapat mencapai hingga 120 Hz, dan ada opsi untuk mengubah refresh rate otomatis antara 60 Hz dan 144 Hz tergantung konten yang ditampilkan.

Untuk tingkat kecerahan, layar ini tetap nyaman digunakan di dalam maupun luar ruangan. Kendati begitu, kecerahan maksimalnya sedikit di bawah ekspektasi dibanding para pesaingnya.

Di sisi lain, speaker stereo ganda pada Pova 7 terdengar nyaring. Dibandingkan iQoo Z10x yang juga memiliki speaker stereo, ponsel Tecno ini menawarkan pemisahan frekuensi audio yang lebih jelas, misalnya pada lagu Fearless Pt. 2 oleh Lost Sky. 

Kamera

Tecno Pova 7 hanya memiliki satu kamera belakang 50 MP dengan PDAF (phase-detection autofocus) dan lampu kilat ganda (dual-LED flash). Sementara itu, kamera depan Pova 7 memiliki sensor 13 MP, yang lebih unggul dibanding sejumlah pesaingnya, baik untuk selfie maupun panggilan video. Anda bahkan bisa merekam video hingga 4K 30 FPS dengan kamera depan maupun belakang, tidak seperti mayoritas pesaingnya yang terbatas di 1080p 30fps untuk kedua sisi.

Aplikasi kamera di Pova 7 juga cepat dibuka dan mudah digunakan. Selain mode foto dan video standar, tersedia berbagai opsi seperti Super Night, Portrait, AIGC Portrait (efek template untuk gaya rambut dan pakaian), Slow Motion, Dual Video, Time Lapse, Panorama, Sky Shop (efek langit), Pro, dan Document Scanning.
Hasil fotonya tergolong cukup baik untuk kondisi siang hari, termasuk pada portrait dan selfie. Foto dalam kondisi cahaya redup juga tampil detail dengan kontrol exposure yang baik. Kendati begitu, meskipun reproduksi warnanya tampil menarik, namun belum sepenuhnya akurat. 

Performa memadai untuk gaming dan aktivitas harian

Tecno membekali Pova 7 dengan chipset MediaTek Dimensity 7300 Ultimate. Ini adalah chip berfabrikasi 4 nm dengan clock speed hingga 2,5 GHz. Chip ini sudah teruji dan digunakan juga pada iQOO Z10x, meskipun dalam varian berbeda.

Selain itu, Pova 7 juga dilengkapi dengan RAM 8GB LPDDR4 dan penyimpanan 128 GB atau 256 GB UFS 2.2, yang sedikit di bawah standar RAM LPDDR4x dan UFS 3.1 milik iQoo Z10x. Selain itu, ponsel ini tidak memiliki slot MicroSD khusus untuk memperluas penyimpanan.

Pada pengujian benchmark sintetis, Tecno Pova 7 5G mendapatkan skor AnTuTu v10 sebesar 676.261 poin. Sementara pada pengujian Geekbench 6, skor yang diperolehnya yakni 1.012 poin untuk single-core dan 2.855 poin untuk multi-core

Adapun pada benchmark Burnout, performa Tecno Pova 7 hanya sedikit menurun, berhasil mempertahankan 65,6 persen dari performa maksimalnya. 

Saat menjalankan game berat seperti BGMI (PUBG Mobile versi India), ponsel Tecno ini menghasilkan rata-rata frame rate yang lebih tinggi dengan dukungan Extreme FPS, berbeda dari iQoo Z10x yang hanya terbatas di Ultra. Dalam pengujian game Call of Duty Mobile, iQoo sedikit lebih unggul dalam frame rate, tetapi Pova 7 lebih hemat daya secara keseluruhan.

Hal ini menunjukkan bahwa Tecno POVA 7 merupakan perangkat yang andal untuk gaming dan aktivitas harian. Kendati begitu, jika ponsel ini punya optimisasi software yang lebih baik, performa yang didapat semestinya bisa lebih tinggi lagi. 

Software yang unggul dengan fitur AI, namun minim support pembaruan

Tecno POVA 7 menjalankan HiOS 15 secara out-of-the-box, yang menghadirkan beberapa fitur praktis seperti sidebar untuk menampilkan file terbaru dan aplikasi favorit, Dynamic Port untuk pengatur waktu dan aktivitas yang sedang berlangsung, serta alat multi-tasking seperti floating window dan split screen. Ada juga App Twin, yang memungkinkan Anda menggunakan dua aplikasi akun seperti Facebook atau WhatsApp. Ada juga widget Status Light di Home Screen atau menu di laman pengaturan, yang memungkinkan Anda menyesuaikan efek cahaya Delta Interface di bagian belakang ponsel.

Karena ini adalah ponsel tahun 2025, Anda juga mendapatkan berbagai alat berbasis AI, termasuk chatbot Ella, wallpaper generator, object eraser, math solver, penerjemah dengan fitur transkripsi, dan asisten penulisan. Beberapa orang mungkin menganggap fitur-fitur ini berguna, sementara yang lain mungkin tidak. Selain itu, asisten suara AI, Google Gemini, dan Circle to Search turut hadir untuk semakin meningkatkan pengalaman pengguna.

Pova 7 juga mendapatkan fitur Intelligent Hub System melalui aplikasi FreeLink, yang memungkinkan Anda melakukan panggilan ke ponsel Tecno lain di sekitar tanpa jaringan seluler. Fungsinya seperti alat komunikasi jarak pendek, mirip walkie-talkie. Kendati begitu, fitur ini hanya berguna jika Anda memiliki perangkat lain yang kompatibel di sekitar.

Anda mungkin tidak dapat menghapus atau menonaktifkan beberapa fitur ini, tetapi ponsel ini memiliki lebih sedikit aplikasi prainstal dibandingkan pesaingnya. Bagaimanapun itu, antarmukanya tetap terasa responsif dan mudah digunakan.

Namun, dukungan software-nya tergolong kurang memuaskan. Perangkat ini hanya mendapatkan 1 kali pembaruan besar OS dan 2 tahun tambalan keamanan, tergolong kalah saing dibandingkan sejumlah rival di harga yang sama. 

Baterai dan pengisian daya yang bisa diandalkan

Selanjutnya, beralih ke soal baterai. Tecno Pova 7 dibekali baterai berkapasitas besar 6.000 mAh dengan kecepatan pengisian cepat kabel 45 watt via kabel. Ini adalah fitur yang andal dan seharusnya mampu mencegah rasa cemas akan daya baterai bagi sebagian besar pengguna.

Ponsel ini mampu bertahan hampir 12 jam dalam uji ketahanan baterai PC Mark, lebih tahan lama dibandingkan salah satu pesaingnya yang juga mendukung kapasitas yang sama.

Saat memainkan Call of Duty: Mobile, Pova 7 adalah yang paling efisien, hanya kehilangan daya baterai 6 persen. Pada judul game yang sedikit lebih berat seperti BGMI (PUBG Mobile versi India), penurunan daya baterai Pova 7 adalah 7 persen. Daya yang terkuras sedikit lebih banyak dari beberapa ponsel lainnya. Akan tetapi, penurunan tersebut mungkin merupakan harga yang harus dibayar untuk mencapai frame rate yang lebih mulus (seperti disebutkan di bagian performa). Dalam uji pemutaran video YouTube selama 30 menit, baterai POVA 7 hanya terkuras 4 persen.

Kesimpulan

Tecno Pova 7 5G tampil berbeda secara visual dengan desain unik bernuansa cyber dan pencahayaan LED. Ponsel ini juga menawarkan layar yang mulus dan cerah, sistem kamera yang cukup mumpuni dengan perekaman video 4K pada kamera belakang dan depan, chipset berkinerja tinggi, serta baterai besar dengan dukungan pengisian cepat. Ponsel Tecno ini menawarkan nilai yang signifikan untuk rentang harga Rp 3 juta.

Kendati begitu, ada beberapa hal yang masih terasa kurang oke. Dukungan software miliknya terbatas hanya pada 1x pembaruan OS. Warna pada hasil foto secara keseluruhan, meski tampak menarik, tidak sepenuhnya mendekati aslinya. Lalu, meskipun performanya cukup memadai untuk penggunaan sehari-hari maupun tugas berat seperti bermain game, sisi software kurang teroptimasi untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki chipset-nya.

Di luar dari itu semua, sisi positifnya jauh lebih menonjol daripada kekurangannya. Bagi pembeli yang mencari ponsel terjangkau dengan tampilan menonjol, performa andal, dan paket fitur menyeluruh, Tecno Pova 7 5G adalah kandidat yang layak di kelasnya.

Rating editor: 8,1 / 10

Alasan membeli:

  • Desain bergaya cyber yang berani, serta memiliki pencahayaan LED.
  • Layar dengan refresh rate super tinggi 144 Hz dengan tampilan tajam.
  • Dapat menangani gaming dan aktivitas sehari-hari dengan lancar, tidak rentan terkena throttling (penurunan performa untuk menghindari overheating)
  • Baterai 6.000 mAh yang awet, pengisian dayanya gesit.

Alasan tidak membeli:

  • Hanya dijanjikan masa pembaruan OS utama selama 1 tahun.
  • Hasil fotonya memiliki warna yang terlalu saturated dan tidak mendekati warna aslinya di dunia nyata.
Tecno Pova 7 Harga
Rp. 2.065.000
Pergi Ke Toko
Rp. 2.100.000
Pergi Ke Toko
Rp. 2.149.000
Pergi Ke Toko
Lihat Semua

The post Review Tecno Pova 7 5G: Desain Keren ala Gaming dengan Fitur Melimpah first appeared on Indonesia Blog.

]]>
https://www.91mobiles.com/id/hub/review-tecno-pova-7-5g-desain-keren-ala-gaming-dengan-fitur-melimpah/feed/ 0 https://static.hub.91mobiles.com/multisite/wp-content/uploads/sites/6/2025/10/Tecno-Pova-7-review-150x150.jpg150150
Review Tecno Pova Curve 5G: Tampil Gaya dengan Fitur Melimpah https://www.91mobiles.com/id/hub/review-tecno-pova-curve-5g-tampil-gaya-dengan-fitur-melimpah/ https://www.91mobiles.com/id/hub/review-tecno-pova-curve-5g-tampil-gaya-dengan-fitur-melimpah/#respond Thu, 24 Jul 2025 05:01:00 +0000 https://www.91mobiles.com/id/hub/?p=15510 Dalam sebuah wawancara dengan CEO Tecno, Arijeet Talaprata pada awal tahun ini, disebutkan bahwa seri Pova dirancang untuk menghadirkan faktor “wow” bagi penggunanya. Salah satu ponsel terbarunya, Tecno Pova Curve 5G, dengan desain melengkung setebal 7,45 mm, masih memegang prinsip yang sama. Harganya pun terjangkau, hanya Rp 3,5 juta. Dari segi spesifikasi, Tecno Pova Curve 5G […]

The post Review Tecno Pova Curve 5G: Tampil Gaya dengan Fitur Melimpah first appeared on Indonesia Blog.

]]>

Dalam sebuah wawancara dengan CEO Tecno, Arijeet Talaprata pada awal tahun ini, disebutkan bahwa seri Pova dirancang untuk menghadirkan faktor “wow” bagi penggunanya. Salah satu ponsel terbarunya, Tecno Pova Curve 5G, dengan desain melengkung setebal 7,45 mm, masih memegang prinsip yang sama. Harganya pun terjangkau, hanya Rp 3,5 juta. 

Dari segi spesifikasi, Tecno Pova Curve 5G hadir dengan layar AMOLED 144 Hz, chipset MediaTek Dimensity 7300 Ultimate, kamera ganda 64 MP, baterai besar 5.500 mAh dengan pengisian cepat 45 watt, serta sistem operasi Android 15 yang dibekali fitur AI. Menariknya lagi, ponsel ini adalah salah satu yang pertama di industri dengan dukungan “no-network communication”, yang memungkinkan komunikasi tanpa jaringan seluler. 

Tim 91Mobiles telah menguji secara menyeluruh spesifikasi dan klaim dari ponsel ramping ini. Dalam review Tecno Pova Curve 5G berikut ini, kami akan membahas apakah desainnya yang menawan dan spesifikasinya yang menarik benar-benar mampu memberikan kinerja solid dalam penggunaan sehari-hari, atau hanya sekadar tampil gaya tanpa kekuatan nyata di dalamnya. 

Kesimpulan awal

Tecno Pova Curve 5G menonjol berkat desainnya yang ramping, layar AMOLED yang cerah, dan performa mulus dengan chipset Dimensity 7300. Kombinasi baterai 5.500 mAh dan pengisian cepat 45 watt juga memberikan daya tahan baterai yang awet. Hasil kameranya tergolong memadai, bahkan mampu merekam video 4K dari kedua lensanya. 

Namun, antarmuka penggunanya terasa agak penuh dan ramai, sementara absennya OIS membuat hasil foto menjadi buram. Meski begitu, Tecno Pova Curve 5G tetap menjadi pilihan bernilai tinggi jika Anda bisa menerima sejumlah kompromi tersebut.

Desain ergonomis dengan layar memukau

Sejak memakai ponsel ini untuk pertama kalinya, ada dua hal yang langsung kami perhatikan. Yang pertama adalah pola dan motif bertema sci-fi pada bodi belakangnya. Kedua, kesan ramping yang dihasilkan dari sisi-sisinya yang melengkung. Bobotnya pun cukup ringan, hanya 177 gram, sehingga ponsel ini terasa begitu nyaman digenggam dengan bentuknya yang ramping dan melengkung. Kami bisa dengan mudah memasukkannya ke saku celana jeans, mengeluarkannya, dan memakainya sambil berdiri di dalam kereta metro yang padat. Bahkan beberapa kali desainnya menarik perhatian orang di sekitar. 

Kendati begitu, tonjolan kecil pada modul kamera belakangnya membuat ponsel sedikit goyang saat disimpan di atas permukaan datar, seperti meja. Bahkan casing TPU bawaannya pun tidak mampu mengatasi hal ini dengan sepenuhnya. Casing tersebut transparan dengan sedikit tone hijau, kemungkinan untuk menyesuaikan warna bodi ponsel. 

Unit yang kami uji merupakan varian warna Neon Cyan yang sebenarnya lebih menyerupai warna hijau. Selain itu, Tecno Pova Curve 5G juga ditawarkan dalam warna Greek Black dan Magic Silver. Sisi samping ponsel memiliki bingkai yang mengilap, namun saat dimasukkan ke dalam casing bawaan, muncul pola garis-garis yang menambah karakter visualnya. 

Di sisi kanan bodi terdapat tombol power dan tombol pengatur volume, keduanya terasa taktil dan mudah dijangkau dengan satu tangan. Sisi atas ponsel memuat mikrofon dan port infrared, yang memungkinkan ponsel ini berfungsi sebagai remote control untuk perangkat elektronik rumah tangga. Di sisi bawah, terdapat port USB-C, mikrofon tambahan, speaker dengan suara yang nyaring dan jelas, serta slot kartu Dual SIM. Akan tetapi, sayangnya tidak ada slot MicroSD maupun port audio jek 3,5 mm, fitur yang masih bisa ditemui pada sejumlah rivalnya, misalnya Poco M7 Pro. 

Beralih ke sisi layar, Tecno Pova Curve 5G hadir dengan layar besar 6,78 inci, lebih luas dibandingkan sejumlah kompetitornya yakni iQoo Z10x dan Poco M7 Pro. Panel AMOLED miliknya pun menawarkan tampilan warna hitam yang bekat, warna-warna cerah yang terlihat hidup, kontras yang baik, serta detail yang tajam. Ponsel ini tersertifikasi Widevine L1, namun di Netflix hanya dapat memutar konten Full HD non-HDR, sementara di YouTube bisa memutar video hingga 4K HDR. 

Di luar ruangan, layar ponsel ini tetap menawarkan keterbacaan yang baik meskipun di bawah terik matahari. Ini karena layarnya mendukung tingkat kecerahan maksimal hingga 1.300 nit, dipadukan dengan fitur Outdoor Booster. Kombinasi ini digabung dengan perlindungan Gorilla Glass 5 sehingga terasa menyenangkan saat kami membawanya mendaki di daerah Jibhi, India. 

Kamera memadai di siang hari

Di sisi belakang, tersedia kamera utama 64 MP Sony IMX682 yang dimuat di dalam cincin besar yang menonjolkan ukuran serta keberadaannya. Dengan ukuran sensor 1/1,73 inci, kamera ini lebih besar dibandingkan sensor 1/1,95 inci milik Poco M7 Pro. Sementara itu, meskipun iQoo Z10x tidak menyebutkan ukuran sensornya secara spesifik, kamera 50 MP miliknya memiliki resolusi lebih rendah dibandingkan milik Pova Curve 5G. 

Kombinasi resolusi tinggi dan sensor besar, ditambah dengan aperture f/1,8, memungkinkan masuknya lebih banyak cahaya, menghasilkan foto siang hari yang detail dengan warna yang mendekati sesungguhnya pada ponsel Tecno ini. Akan tetapi, aperture kamera tersebut tidak sebesar milik Poco M7 Pro, dan juga tidak dilengkapi dengan OIS (Optical Image Stabilization). Karena itu, meskipun hasil fotonya di malam hari masih oke, namun masih belum sebaik para pesaingnya. 

Pada pemotretan siang hari, foto dari Tecno Pova Curve 5G terlihat lebih soft dibandingkan pesaingnya, dengan detail yang lebih sedikit. Hal ini bisa terlihat jelas jika Anda memperbesar bagian daun, permukaan bangunan, dan pantulan di jendela. Namun jika tidak diperhatikan secara mendalam, hasil jepretan ponsel ini justru tampak lebih menarik berkat warna yang lebih cerah dan pemrosesan HDR yang lebih efektif. 

Pada mode portrait, hal pertama yang kami perhatikan dalam perbandingan ini adalah efek blur background pada kamera Tecno yang lebih kuat, namun terlihat sedikit artifisial. Sementara itu, hasil foto iQoo Z10x menampilkan efek bokeh yang lebih alami. Namun, warna dan ketajaman detail justru lebih baik pada Tecno, terlihat jelas pada tekstur janggut dan rambut,  tulisan di kancing baju, serta warna kemeja. 

Kendati Tecno cukup baik dari segi edge detection, ada bagian yang terlewat, seperti area dada samping yang tidak ikut dibuat buram. Jadi, subjek terlihat lebih menarik di hasil foto Tecno, hanya saja proses pengaburan latar belakangnya masih perlu ditingkatkan. 

Kini beralih ke selfie. Dalam kondisi terang, Tecno Pova Curve 5G menghasilkan selfie yang lebih menarik dengan warna hangat dan exposure yang lebih seimbang. Sebaliknya, iQoo Z10x memberikan hasil dengan tone warna yang lebih dingin dan agak pucat. Walau begitu, fitur wajah dan detail pada kemeja terlihat lebih jelas pada hasil foto iQoo dibandingkan Tecno. 

Saat selfie di dalam ruangan, hasil dari Tecno tampak lebih soft dengan warna agak pudar, sementara iQoo justru menampilkan warna yang sedikit berlebihan alias oversaturated, namun masih mempertahankan detail dengan baik. 

Kinerja foto malam harinya pun cukup oke. Saat Super Night Mode diaktifkan pada Tecno Pova Curve 5G, hasil foto menunjukkan exposure yang lebih baik dan detail lebih jelas. Misalnya, nama Stasiun Metro terlihat jauh lebih terbaca pada foto dengan Super Night Mode dibandingkan mode default

Kontrol exposure dan noise juga lebih baik dibandingkan iQoo Z10x. Pada foto iQoo tersebut, gedung di sisi kiri dan dedaunan tampak grainy, sementara pada hasil Tecno tampak lebih bersih dan soft

Beralih ke perekaman videonya, dukungan 4K 30 FPS di kamera depan dan belakang merupakan fitur yang jarang ditemui di kelas harga ini. Hasil videonya cukup baik, dengan fokus otomatis yang cepat dengan keberadaan PDAF, serta stabilitas yang mengesankan meski tanpa OIS. 

Performa kencang dengan software bersih dan customizable

Chipset Dimensity 7300 Ultimate milik Tecno Pova Curve 5G dibangun dengan proses fabrikasi 4 nm dan memiliki clock speed hingga 2,5 GHz. Chipset ini sudah terbukti andal dan bahkan digunakan pada sejumlah ponsel kelas menengah. Hal ini juga tercermin pada hasil pengujian benchmark internal kami. 

PonselGeekbench 6 multi-core
Tecno Pova Curve 5G3.152 poin
iQoo Z10x (Dimensity 7300)2.577 poin
Poco M7 Pro (Dimensity 7025 Ultra)2.276 poin

Kinerja tersebut didukung juga oleh RAM LPDDR5 hingga 16 GB (termasuk RAM 8 GB tambahan secara virtual), dan penyimpanan internal 128 GB UFS 2.2. Namun, tidak ada dukungan untuk kartu MicroSD. Sebagai perbandingan, iQoo Z10x menawarkan penyimpanan UFS 3.1 yang lebih cepat, sementara Poco M7 Pro dilengkapi RAM LPDDR5x serta slot MicroSD. 

PonselSkor AnTuTu v10
iQoo Z10x (Dimensity 7300)696.045 poin
Tecno Pova Curve 5G (Dimensity 7300 Ultimate)684.142 poin
Poco M7 Pro (Dimensity 7025 Ultra)486.435 poin

Seandainya HP Tecno ini menawarkan penyimpanan yang bisa diperluas dan standar RAM serta storage yang lebih baru seperti beberapa pesaingnya, pasti akan lebih bagus lagi. Namun, hal itu tidak terlalu mengurangi performa Pova Curve 5G secara keseluruhan. Sebab, booting di ponsel ini masih cepat, bisa membuka aplikasi tanpa jeda, dan berjalan mulus saat scrolling atau berpindah antar aplikasi. Bahkan dalam uji throttling Burnout, performanya lebih baik dibandingkan Poco M7 Pro dan iQoo Z10x. 

PonselBurnout
Tecno Pova Curve 5G75,0 persen
Poco M7 Pro67,6 persen
iQoo Z10x62,2 persen

Untuk urusan gaming, Tecno Pova Curve 5G mampu menjalankan game kasual maupun game berat. Namun untuk judul-judul yang menuntut grafis tinggi, memang masih diperlukan penurunan pengaturan grafis. Misalnya, BGMI (PUBG Mobile) bisa dijalankan dengan frame rate Ultra, namun hanya pada kualitas grafis Low. Hal yang sama juga berlaku untujk COD Mobile. 

Performa yang terasa lancar ini sebagian besar dikarenakan software HiOS 15 berbasis Android 15. Antarmuka ini tampil bersih, namun tetap dibekali fitur melimpah dan mudah disesuaikan. Anda dapat membuat tampilannya lebih minimalis dengan menghapus banyak aplikasi bawaan, memilih tema ikon unik dan seragam bernama Vision Art, menggunakan sidebar untuk mengakses file terbaru dan aplikasi favorit, melihat notifikasi serta informasi layanan penting lewat UI berbentuk pil mirip Dynamic Island, multi-tasking dengan jendela mengambang alias floating window atau split-screen, serta menjalankan dua akun aplikasi sekaligus melalui fitur App Twin. 

Software ini juga menyertakan fitur AI standar seperti ringkasan teks atau suara, terjemahan, analisis dokumen, alat bantuan soal matematika, dan asisten penulisan. Ada juga asisten suara bawaan bernama Ella Voice. Meskipun menyenangkan memiliki banyak opsi, pengalaman pengguna bisa bervariasi, kadang lancar kadang tidak. 

Selain itu, meskipun tidak secara eksplisit dikategorikan sebagai fitur AI, Tecno Pova Curve 5G dibekali sistem yang dinamakan “Intelligent Hub System”, memungkinkan pengguna melakukan panggilan antar sesama ponsel Tecno tanpa koneksi seluler. Panggilan ini dilakukan melalui aplikasi bawaan bernama FreeLink, mirip seperti Beacon Link pada ponsel Oppo. Fitur ini menggunakan konektivitas jarak pendek dan hanya berfungsi dalam jangkauan terbatas selayaknya walkie-talkie

Baterai awet, pengisian daya yang cepat

Tecno Pova Curve 5G dibekali baterai berkapasitas 5.500 mAh dengan pengisian cepat 45 watt (dengan adaptor dan kabel USB-A ke USB-C yang disertakan dalam boks penjualan). Dalam uji baterai PCMark, Pova Curve 5G mampu bertahan hingga 11 jam 19 menit, sedikit tertinggal dari pesaingnya yakni iQoo Z10x di durasi 14 jam 20 menit dan Poco M7 Pro di durasi 17 jam 46 menit. 

Terlepas dari hal itu, ketahanan baterai di penggunaan nyata justru lebih baik dari perkiraan. Dalam uji menonton YouTube selama 30 menit dengan kecerahan dan volume di 50 persen, baterainya hanya terkuras 3 persen. Ini menunjukkan daya tahan yang cukup baik untuk penggunaan sehari-hari, dan selama perjalanan akhir pekan ke daerah pegunungan, ketahanan baterainya pun tetap terasa memuaskan.

PonselKapasitas bateraiDurasi (jam)
Poco M7 Pro5.110 mAh17,8
iQOo Z10x6.500 mAh14,4
Tecno Pova Curve 5G5.500 mAh11,3

Kini beralih ke soal pengisian daya. Charger 45 watt yang disertakan di boks penjualan mampu mengisi baterai dari 20-100 persen dalam kurang dari satu jam, mendekati klaim Tecno yaitu 50 persen dalam 15 menit dan terisi penuh dalam 45 menit. Selain cepat, durasi pengisian ini juga lebih unggul dibandingkan beberapa pesaing di kelasnya, seperti iQoo Z10x yang membutuhkan lebih dari 1 jam 15 menit untuk terisi penuh. 

Kesimpulan: apakah faktor “wow” miliknya sudah mencukupi?

Tecno Pova Curve 5G berhasil membawakan keseimbangan antara gaya dan performa. Desainnya terasa ergonomis dan premium, terutama dengan layar AMOLED curved yang nyaman untuk membaca dan navigasi. Dengan harga rilis sekitar Rp 3,5 juta, Anda sudah mendapatkan ponsel dengan chipset MediaTek Dimensity 7300 Ultimate yang tangguh untuk penggunaan harian dan game ringan. Menariknya, meski bodinya ramping, ponsel ini tetap menampung baterai besar dan mendukung pengisian 45 watt

Kamera utama 64 MP miliknya mampu menghasilkan foto secara layak, terlebih dengan dukungan perekaman video 4K di kamera depan dan belakang yang menjadi nilai tambah langka di kelas harganya. Namun, detail selfie terlihat soft dan tidak adanya OIS membuat hasil foto malam hari kurang stabil. Slot MicroSD dan port audio 3,5 mm yang absen juga bisa menjadi kekurangan untuk sejumlah pengguna. 

Di sisi software, HiOS 15 berbasis Android 15 juga menawarkan banyak fitur menarik, beberapa di antaranya cukup berguna namun beberapa fitur lainnya terasa berlebihan. Bloatware yang cukup banyak serta fitur AI seperti Ella Voice yang masih butuh penyempurnaan membuat pengalaman pengguna tidak sepenuhnya mulus. 

Secara keseluruhan, jika Anda dapat memaklumi beberapa kekurangan minornya, Tecno Pova Curve 5G tetap menawarkan value yang solid dengan desain menawan, layar berkualitas, performa stabil, juga daya tahan baterai yang awet. Sebuah paket lengkap dengan sentuhan premium di segmen harga menengah. 

Rating editor: 7,8 / 10

Alasan membeli:

  • Desain ergonomis dengan bodi ramping dan ringkas, serta memiliki sisi melengkung.
  • Layar mulus dengan refresh rate 144 Hz, tampilannya juga cerah.
  • Performa gesit dengan MediaTek Dimensity 7300 Ultimate.


Alasan tidak membeli:

  • Ponsel ini tidak memiliki slot MicroSD dan port audio jek 3,5 mm.
  • Detail foto kamera depan yang masih kurang oke. 
Tecno Pova Curve Harga
Rp. 2.889.000
Pergi Ke Toko
Rp. 2.970.000
Pergi Ke Toko
Lihat Semua

The post Review Tecno Pova Curve 5G: Tampil Gaya dengan Fitur Melimpah first appeared on Indonesia Blog.

]]>
https://www.91mobiles.com/id/hub/review-tecno-pova-curve-5g-tampil-gaya-dengan-fitur-melimpah/feed/ 0 https://static.hub.91mobiles.com/multisite/wp-content/uploads/sites/6/2025/10/pova-rev-150x150.jpg150150
Review Infinix GT 30 Pro: Rajanya Ponsel Gaming https://www.91mobiles.com/id/hub/review-infinix-gt-30-pro-rajanya-ponsel-gaming/ https://www.91mobiles.com/id/hub/review-infinix-gt-30-pro-rajanya-ponsel-gaming/#respond Thu, 26 Jun 2025 05:33:15 +0000 https://www.91mobiles.com/id/hub/?p=15567 Seri GT dari Infinix telah membangun reputasi sebagai jajaran smartphone yang berfokus pada performa dengan fitur-fitur berorientasi gaming, dan hal itu berlanjut pada model tahun ini yakni Infinix GT 30 Pro. Ponsel ini hadir sebagai penerus GT 20 Pro tahun lalu, yang merupakan pilihan menarik bagi gamer dengan anggaran terbatas.Infinix GT 30 Pro membawa peningkatan […]

The post Review Infinix GT 30 Pro: Rajanya Ponsel Gaming first appeared on Indonesia Blog.

]]>

Seri GT dari Infinix telah membangun reputasi sebagai jajaran smartphone yang berfokus pada performa dengan fitur-fitur berorientasi gaming, dan hal itu berlanjut pada model tahun ini yakni Infinix GT 30 Pro. Ponsel ini hadir sebagai penerus GT 20 Pro tahun lalu, yang merupakan pilihan menarik bagi gamer dengan anggaran terbatas.

Infinix GT 30 Pro membawa peningkatan signifikan dibandingkan pendahulunya, termasuk layar beresolusi lebih tinggi, baterai berkapasitas lebih besar, dan dukungan pengisian daya nirkabel, fitur yang jarang ditemukan di segmen ini. Desainnya juga mendapat tambahan baru berupa GT Shoulder Triggers yang ditujukan untuk meningkatkan pengalaman bermain game, dan jelas bahwa Infinix semakin memperkuat DNA gaming dalam lini ini.

Dalam review ini, kami akan meninjau lebih dekat desain, performa, kemampuan gaming, dan daya tahan baterai GT 30 Pro. Simak berikut ini.

Kesimpulan awal

infinix GT 30 Pro hadir sebagai pilihan menarik bagi gamer dengan budget terbatas. Ponsel ini menawarkan layar tajam dengan refresh rate 144 Hz, performa gesit, serta fitur-fitur gaming yang dipikirkan dengan matang seperti GT Shoulder Triggers. Ponsel ini juga memiliki desain stylish, kinerja yang mulus, dan daya tahan baterai yang mengesankan. Kendati begitu, kemampuan fotografi dalam kondisi minim cahaya bukan keunggulannya, dan ketiadaan OIS mungkin menjadi kekurangan bagi sebagian pengguna.

Desain sedikit berubah dengan layar yang tajam dan imersif

Infinix GT 30 Pro mengalami peningkatan besar dalam hal desain dibandingkan pendahulunya. Modul kamera besar kini tidak ada, digantikan oleh modul persegi panjang yang lebih kecil dan hanya sedikit menonjol. Desainnya terasa jauh lebih estetis kali ini, masih mempertahankan nuansa gamer yang tegas, namun dengan tampilan yang lebih oke dan enak dipandang.

Varian warna Dark Flare menjadi unggulan di sini, lengkap dengan pencahayaan RGB. Namun secara pribadi, kami lebih menyukai opsi Blade White karena mengganti RGB dengan LED putih yang lebih bersih dan minimalis. Perangkat ini hanya memiliki sertifikasi IP64, agak mengecewakan karena banyak perangkat di segmen harga ini yang sudah tersertifikasi IP68 dan IP69.

Anda masih mendapatkan port dan tombol standar seperti USB-C, speaker stereo, tombol daya dan volume. Namun ada beberapa tambahan baru juga. Ponsel ini kini hadir dengan GT Shoulder Triggers untuk gaming dan bahkan IR blaster. Kendati begitu, port audio jek 3,5mm untuk earphone berkabel dengan latensi lebih rendah dan kualitas suara lebih stabil dibanding opsi nirkabel, tidak disediakan. Cukup disayangkan, terutama untuk ponsel yang jelas menonjolkan fitur gaming.

Layar ponsel ini merupakan salah satu fitur terbaiknya. Menggunakan panel AMOLED berukuran 6,78 inci dengan resolusi tajam 1,5K dan warna yang sangat cerah berkat cakupan 100 persen DCI-P3. Semua aktivitas, mulai dari scrolling hingga bermain game, terasa sangat mulus berkat refresh rate tinggi 144 Hz. Layar ini juga dirancang agar nyaman di mata dalam kondisi cahaya redup dengan PWM Dimming 2.340 Hz, sudah tersertifikasi untuk streaming layanan seperti Netflix dalam resolusi Full HD, dan dilindungi oleh Gorilla Glass 7i yang tahan gores dan tangguh.

Elemen visual di dalamnya terlihat tajam dan berwarna cerah, dengan viewing angle yang juga cukup baik. Bezel tipis milikya semakin menambah pengalaman menonton dan membuat layar terasa lebih immersive. Speaker stereo miliknya terdengar sangat keras untuk media maupun gaming, meskipun ada sedikit distorsi pada volume maksimum. Dalam pengujian audio kami, volumenya mencapai 93,4 dB pada meteran dB, jauh di atas rata-rata pesaingnya di sekitar 83dB. Jadi jika Anda menyukai suara keras, ponsel ini sungguh memanjakan telinga. 

Kamera: Pengorbanan yang bisa dimaklumi

Infinix GT 30 Pro dibekali kamera utama 108 MP, ultrawide 8 MP, dan kamera depan 13 MP. Kombinasi ini jelas merupakan peningkatan dibandingkan pendahulunya yang sama sekali tidak memiliki kamera ultrawide. Karena ponsel ini berfokus pada gaming, kami menyesuaikan ekspektasi terhadap kemampuan fotografinya, dan hasilnya sesuai harapan.

Dalam pencahayaan yang baik, sensor utama menghasilkan foto dengan dynamic range luas, kontras yang cukup oke, dan detail yang memadai. Warnanya secara umum terlihat seimbang, dan foto luar ruangan di siang hari tampak cerah tanpa terlihat berlebihan.

Namun, kualitas yang sama tidak didapatkan pada kamera ultrawide. Warnanya sering kali tampak berbeda dibandingkan sensor utama, juga tidak sejernih hasil kamera utama. Hasil fotonya cenderung soft, dengan tepi yang buram dan kehilangan detail halus, terutama di bagian sudut. Di sisi lain, kamera selfie miliknya justru cukup mengejutkan. Kamera ini mampu menangkap detail wajah dengan baik, menampilkan warna kulit akurat, dan hasil akhirnya pun cukup memuaskan. Foto yang dihasilkan terlihat tajam dan siap untuk media sosial di berbagai kondisi cahaya.

Kendati begitu, performa di kondisi minim cahaya agak mengecewakan. Hasil fotonya cenderung terlalu terang dengan highlight yang berlebihan, detail yang ditampilkan pun kurang tajam. Akurasi warnanya menurun, dan cenderung menampilkan lens flare. Masalah serupa terjadi dengan kamera selfie di lingkungan minim cahaya.

Untuk perekaman video, ponsel ini mendukung perekaman 4K pada 60 FPS menggunakan kamera belakang. Ini adalah hal yang jarang ditemukan di kelas harganya. Namun, absennya OIS membuat hasil videonya cenderung shaky, terutama saat berjalan atau menggerakkan kamera alias panning. Ada EIS yang membantu mengurangi getaran, tetapi ini bukan solusi sepenuhnya. Hasil video memiliki warna yang cenderung netral, sedikit pudar, namun mudah disesuaikan saat proses penyuntingan.

Pemotretan siang hari

Ada perbedaan mencolok dalam karakter warna antara Infinix GT 30 Pro dan Motorola Edge 60 Fusion. Infinix cenderung punya nada warna yang lebih netral, yang terkadang tampak sedikit pudar. Sebaliknya, Edge 60 Fusion menghasilkan warna yang lebih mencolok dan, mengejutkannya, terasa lebih mendekati tampilan asli dari pemandangan sebenarnya. Kendati begitu, meskipun Infinix menggunakan sensor utama beresolusi lebih tinggi, Edge 60 Fusion mampu menangkap detail lebih tajam dan memiliki keunggulan tipis dalam kejernihan keseluruhan.

Dibandingkan dengan Infinix, Poco X7 Pro juga menghasilkan gambar dengan warna yang lebih cerah. Smartphone Infinix condong menghasilkan foto dengan nada warna yang lebih hangat, sementara gambar dari Poco memiliki rona yang lebih dingin. Jika diperhatikan lebih dekat, Poco juga unggul dalam ketajaman dan detail halus.

Ultrawide

Baik Infinix GT 30 Pro maupun Motorola Edge 60 Fusion sama-sama menunjukkan pergeseran warna saat beralih ke kamera ultrawide. Edge 60 Fusion kini condong punyaa nada warna yang lebih netral, sementara hasil ultrawide dari Infinix tampak lebih jenuh. Berkat sensor 13 MP beresolusi lebih tinggi, Edge 60 Fusion kembali unggul dengan detail dan ketajaman dari tepi ke tepi (edge-to-edge) yang lebih baik. Sebaliknya, hasil ultrawide dari GT 30 Pro terlihat soft di bagian sudut.

Poco X7 Pro juga mengalami pergeseran warna pada lensa ultrawide-nya, menambahkan sedikit rona cokelat hangat pada hasil foto. Meskipun tingkat detailnya sebanding dengan GT 30 Pro, hasil foto secara keseluruhan tampak kurang seimbang karena pencahayaannya cenderung membuat highlight terlalu terang, sehingga mengurangi dynamic range.

Portrait

Dalam mode portrait, baik Infinix GT 30 Pro maupun Motorola Edge 60 Fusion menghasilkan warna yang cukup akurat dan warna kulit yang tampak alami. Hasil dari kamera Motorola sedikit lebih menyenangkan, namun Infinix unggul dalam deteksi tepi yang lebih baik. Sebaliknya, Edge 60 Fusion mampu menangkap tekstur dan detail yang lebih halus dibandingkan rivalnya.

Poco X7 Pro tetap mempertahankan tampilan warna yang saturated di sini, dan ini justru membuat hasil fotonya terlihat bagus. Warnanya menonjol, white balance tetap seimbang bahkan di bawah sinar matahari langsung, dan hasil fotonya terlihat cerah tanpa terlihat berlebihan. Ponsel ini juga mempertahankan tingkat ketajaman yang lebih tinggi dan menangani deteksi tepi lebih baik dibanding Infinix GT 30 Pro.

Selfie

Foto selfie di Infinix GT 30 Pro dan Motorola Edge 60 Fusion cukup setara dalam hal warna. Motorola menampilkan warna hijau yang sedikit lebih cerah, namun secara keseluruhan keduanya menawarkan tampilan yang cukup alami. Infinix GT 30 Pro sedikit unggul dalam hal detail dan kejernihan wajah, sementara Edge 60 Fusion cenderung memiliki tekstur yang halus.

Namun, hasil selfie dari Poco X7 Pro tampak kurang terang dibanding dua lainnya. Kontrasnya lebih kuat, membuat hasil foto terlihat lebih gelap dan kurang menarik. Meskipun detail wajah masih cukup terjaga, kejernihan keseluruhan tergolong rendah, terutama saat diperbesar (zoom).

Low-light (Night Mode)

Untuk pengambilan foto di kondisi minim cahaya, kami menggunakan mode malam khusus di kedua ponsel. Hasil jepretan Motorola Edge 60 Fusion terlihat jauh lebih menarik. Ponsel ini mampu mempertahankan keseimbangan warna yang lebih baik dibandingkan Infinix GT 30 Pro serta menangkap suasana dengan lebih akurat. Tingkat detail dan edge detection pada hasil Edge 60 Fusion cukup mengesankan, mengingat kondisi pencahayaan yang minim. Sedangkan GT 30 Pro cenderung menambahkan tone kehijauan dan tekstur yang lebih soft.

Seperti yang langsung terlihat, Infinix GT 30 Pro meningkatkan kecerahan secara agresif dalam kondisi minim cahaya, membuat foto tampak sedikit berlebihan dan menambahkan tone hijau pada pemandangan. Ponsel ini juga kesulitan mengatasi light bleed, terutama jika dibandingkan dengan Poco X7 Pro. Poco menangani adegan yang sama dengan lebih baik, menjaga exposure tetap terkontrol sambil tetap meningkatkan visibilitas dan warna. Hasil fotonya lebih tajam, seimbang, dan secara keseluruhan jauh lebih mendekati tampilan sebenarnya.

Performa gesit untuk segala aktivitas

Infinix GT 30 Pro hadir dengan chipset MediaTek Dimensity 8350 Ultimate yang dipasangkan dengan RAM hingga 12 GB LPDDR5X dan storage 256 GB UFS 4.0. Penyimpanannya meningkat dari UFS 3.1 pada generasi sebelumnya. Jika butuh ruang lebih, Anda masih bisa menambahnya lewat kartu MicroSD. Anda juga bisa melihat hasil benchmark dari tim penguji smartphone internal kami di bawah ini.

ModelSkor AnTuTu v10
Poco X7 Pro (Dimensity 8400 Ultra)1.577.069 poin
Infinix GT 30 Pro (Dimensity 8350 Ultimate)1.349.476 poin
Motorola Edge 60 Fusion (Dimensity 7400)692.185 poin

Performanya mengalami peningkatan besar dibandingkan generasi sebelumnya, dan kini bisa dibilang termasuk yang terbaik di kelasnya. Infinix GT 30 Pro menorehkan skor benchmark yang sangat bagus, serta sanggup menangani aktivitas sehari-hari tanpa hambatan. Tidak ada lagging, tidak stutter, semuanya terasa mulus saat multi-tasking.

ModelGeekbench 6 (single-core)
Poco X7 Pro (Dimensity 8400 Ultra)1.590 poin
Infinix GT 30 Pro (Dimensity 8350 Ultimate)1.148 poin
Motorola Edge 60 Fusion (Dimensity 7400)1.050 poin

Dari segi software, Anda sudah langsung mendapatkan XOS 15 berbasis Android 15. Versi terbaru XOS ini membawa beberapa peningkatan berarti, seperti animasi aplikasi yang lebih halus, tampilan app drawer yang diperbarui, dan panel notifikasi yang lebih modern. Antarmukanya terasa lebih bersih dan rapi dibandingkan sebelumnya, dan Infinix juga patut diapresiasi karena mengurangi jumlah aplikasi bawaan yang tidak perlu.

ModelGeekbench 6 (multi-core)
Poco X7 Pro (Dimensity 8400 Ultra)6.257 poin
Infinix GT 30 Pro (Dimensity 8350 Ultimate)4.104 poin
Motorola Edge 60 Fusion (Dimensity 7400)3.050 poin

Sarana gaming mumpuni yang muat di kantong

Infinix GT 30 Pro jelas ditujukan sebagai ponsel gaming bertenaga tinggi, dan hal itu terasa dari setiap bagiannya. Ada beberapa tambahan menarik yang dibuat khusus untuk meningkatkan pengalaman bermain, dimulai dari GT Shoulder Triggers baru. Tombol bahu ini punya respons sentuhan 520 Hz yang sangat cepat, dan benar-benar menambah keseruan di game aksi cepat seperti multiplayer shooter. Sensasinya terasa responsif dan presisi, membuat kontrol permainan terasa lebih akurat. Anda juga mendapat aksesoris kipas pendingin, meskipun kami tidak bisa mencobanya karena paket unit ulasan kami tidak menyertakan gaming kit tersebut.

Satu hal yang cukup mengganggu dari tombol bahu ini adalah tidak adanya pembeda tekstur yang jelas. Tidak ada feedback fisik atau permukaan yang berbeda untuk membedakannya dari bingkai samping. Kami lebih suka jika ada sedikit tonjolan atau tekstur kasar agar lebih mudah ditemukan. Saat pengujian, tombol ini cukup mudah terpencet tanpa sengaja, bahkan kadang bisa terpicu oleh benda logam. Kendati begitu, untuk harga segini, fitur ini tetap terasa cerdas dan ambisius.

Yang mengejutkan, software gaming di ponsel ini ternyata kaya fitur. Misalnya, ada mode Strategy yang memungkinkan pengguna mengatur ulang kontrol dalam game dan bahkan membuat rantai macro dengan aksi Single-Press Combo (sekali tekan bisa menjalankan beberapa perintah). Anda juga bisa memakai tombol melayang untuk berpindah strategi yang disimpan, sesuatu yang jarang ditemukan di kelas harga ini.

Memang, penggunaan macro seperti ini umumnya tidak diperbolehkan di ajang kompetisi, tapi kalau hanya bermain santai di rumah, tentu sah-sah saja. Ada juga fitur “All Magic Box” yang bisa mempercepat dialog, mengunci arah lari, hingga mengambil item otomatis di game RPG dan open-world. Secara keseluruhan, fitur-fitur gaming di sini tergolong lengkap.

GT Shoulder Triggers ini juga bisa disesuaikan tingkat sensitivitasnya yakni rendah, sedang, dan tinggi, serta bisa dipakai sebagai shortcut saat Anda tidak bermain. Kami pribadi merasa pengaturan “sedang” adalah titik idealnya. Tombol ini juga bisa diprogram untuk mengontrol kamera atau senter, meskipun awalnya cukup sering terpencet tanpa sengaja, yakni saat ponsel tiba-tiba memotret atau menyalakan senter hanya karena sisi bodi tersentuh. Kendati begitu, tombol ini juga dapat dipakai untuk mengontrol pemutaran video, sehingga membuatnya lebih praktis dari dugaan kami.

Dari segi performa gaming, Infinix GT 30 Pro terasa gesit. Game BGMI (PUBG Mobile versi India) berjalan di 120 FPS, dan permainan terasa mulus dengan rata-rata 110 FPS selama 30 menit. Kami juga mencoba Genshin Impact di pengaturan grafis tinggi dengan mode 60 FPS, dan perangkat ini mampu menjaga frame di kisaran stabil 52-54 FPS, angka yang sangat memadai untuk bermain sehari-hari.

Yang paling mengesankan justru manajemen panasnya. Dalam pengujian kami, suhu ponsel hanya naik sekitar 4 derajat Celsius selama sesi gaming 30 menit. Angka ini sangat baik, terutama mengingat ponsel gaming sekelasnya seperti Poco X7 Pro bisa naik hingga 8 derajat pada kondisi serupa.

Baterai tahan seharian dengan fitur charging ramah gamer

Infinix GT 30 Pro disuplai dengan baterai 5.500 mAh dengan dukungan pengisian cepat 45 watt. Dalam pengujian baterai kami, hasilnya terbilang cukup rata-rata jika dibandingkan dengan para rival utamanya. Kendati begitu, untuk pemakaian sehari-hari, baterai ini mampu bertahan seharian penuh bahkan dengan penggunaan berat. Perangkat ini bisa tahan selama 7,4 jam pada pengujian PC Mark Battery Test. 

Salah satu tambahan yang cukup menarik di sini adalah fitur bypass charging, yang menyalurkan daya langsung ke motherboard ketimbang ke baterai. Dengan begitu, suhu perangkat tetap terjaga selama sesi bermain dan membantu memperpanjang umur baterai dalam jangka panjang.

Selain itu, ada juga mode low-temperature charging, yang sedikit memperlambat kecepatan pengisian daya guna menjaga kesehatan baterai dalam jangka panjang. Ini adalah langkah yang cerdas bagi pengguna yang lebih mengutamakan ketahanan baterai dibanding kecepatan.

Kecepatan charging ponsel ini sendiri tergolong baik, meski tidak terlalu menonjol di kelas harganya. Charger 45 watt yang disertakan mampu mengisi dari 20-100 persen dalam waktu 59 menit. Tersedia juga dukungan wireless charging 30 watt dan reverse charging 5 watt, yang berguna saat kami perlu mengisi daya perangkat lain saat bepergian. Namun, untuk bisa memakai wireless charging dan memasang kipas pendingin, kami perlu menggunakan cover GT MagSafe, jadi hal ini perlu diperhatikan.

Kesimpulan

Infinix GT 30 Pro dibanderol dengan harga rilis Rp 3.999.000 untuk varian RAM 8 GB/ 256 GB, dan Rp 4.699.000 untuk varian RAM 12 GB/ 512 GB. Di rentang harga ini, perangkat tersebut masih mampu bersaing dengan sejumlah ponsel di kelas harga lebih tinggi seperti Motorola Edge 60 Fusion dan Poco X7 Pro, keduanya di kelas harga Rp 5 jutaan.

Motorola Edge 60 Fusion menawarkan paket yang lebih seimbang secara keseluruhan, dengan kamera yang lebih baik, layar AMOLED melengkung, ketahanan lebih tinggi berkat sertifikasi IP68 dan IP69, serta baterai lebih besar dengan dukungan charging lebih cepat. Ponsel ini cocok bagi pengguna yang mengutamakan tampilan premium serta performa andal di berbagai aspek.

Sementara itu, Poco X7 Pro merupakan ponsel yang juga berfokus pada performa gaming. Perangkat ini menawarkan layar yang lebih canggih, ketahanan lebih baik dengan tiga sertifikasi IP, baterai lebih besar, pengisian daya lebih cepat, serta performa keseluruhan yang sedikit lebih kuat. Ponsel ini diposisikan sebagai perangkat lengkap untuk multimedia dan gaming.

Infinix GT 30 Pro menonjol dengan pendekatan yang benar-benar berfokus pada gaming. Perangkat ini menghadirkan peningkatan menyeluruh, termasuk hardware kelas atas, desain unik, layar dan speaker yang memukau, serta rangkaian software gaming yang solid lantaran dilengkapi shoulder triggers dan opsi kustomisasi tingkat lanjut. Ini adalah ponsel yang tidak hanya kuat dalam bermain game, melainkan juga menawarkan pengalaman yang menyeluruh secara umum.

Kendati begitu, smartphone ini memiliki beberapa kompromi, terutama di sektor kamera yang masih tertinggal dari para pesaingnya. Namun bagi mereka yang lebih mengutamakan performa dan pengalaman bermain game, kompromi ini terasa disengaja, bukan kekurangan. Jika prioritas utama kami adalah performa dan perangkat yang benar-benar dirancang untuk gaming, maka Infinix GT 30 Pro adalah salah satu pilihan terbaik di kelas harganya saat ini. Ponsel bersangkutan menawarkan kombinasi fitur yang sulit ditemukan di perangkat lain dalam segmen yang sama, terutama bagi gamer mobile yang menginginkan ponsel dengan tujuan spesifik.

Rating editor: 8 / 10

Alasan membeli:

  • Ponsel ini punya layar 1,5K beresolusi tinggi dengan refresh rate 144 Hz, tampil mulus dan detail.
  • Desain bodi menawan.
  • Performanya mengesankan, multi-tasking dan gaming terasa mulus.
  • Daya tahan baterai cukup awet, bisa tahan seharian penuh pada pemakaian normal.


Alasan tidak membeli:

  • Kamera utamanya tidak ada OIS, memengaruhi stabilitas video dan ketajaman foto minim cahaya.
  • Fotografi di kondisi gelap kurang oke.
Infinix GT 30 Pro Harga
Rp. 3.294.000
Pergi Ke Toko
Rp. 3.672.000
Pergi Ke Toko
Rp. 3.799.000
Pergi Ke Toko
Lihat Semua

The post Review Infinix GT 30 Pro: Rajanya Ponsel Gaming first appeared on Indonesia Blog.

]]>
https://www.91mobiles.com/id/hub/review-infinix-gt-30-pro-rajanya-ponsel-gaming/feed/ 0 https://static.hub.91mobiles.com/multisite/wp-content/uploads/sites/6/2025/10/Infinix-GT-30-Pro-review-feature-150x150.jpg150150
Infinix GT 30 Pro Vs iQoo Z10, Duel HP Rp 3 Jutaan Terbaru https://www.91mobiles.com/id/hub/infinix-gt-30-pro-vs-iqoo-z10-duel-hp-rp-3-jutaan-terbaru/ https://www.91mobiles.com/id/hub/infinix-gt-30-pro-vs-iqoo-z10-duel-hp-rp-3-jutaan-terbaru/#respond Mon, 16 Jun 2025 05:17:02 +0000 https://www.91mobiles.com/id/hub/?p=11417 Persaingan smartphone di kelas menengah tampaknya semakin sengit. Setelah Indonesia digemparkan dengan Infinix GT 30 Pro yang punya spesifikasi menggoda, setelahnya hadir iQoo Z10 dengan keunggulan yang tak kalah menarik. Ponsel besutan sub-merk Vivo tersebut bahkan memiliki rentang harga yang serupa dengan Infinix GT 30 Pro.Jika membahas keunggulannya, Infinix GT 30 Pro datang membawakan performa […]

The post Infinix GT 30 Pro Vs iQoo Z10, Duel HP Rp 3 Jutaan Terbaru first appeared on Indonesia Blog.

]]>

Persaingan smartphone di kelas menengah tampaknya semakin sengit. Setelah Indonesia digemparkan dengan Infinix GT 30 Pro yang punya spesifikasi menggoda, setelahnya hadir iQoo Z10 dengan keunggulan yang tak kalah menarik. Ponsel besutan sub-merk Vivo tersebut bahkan memiliki rentang harga yang serupa dengan Infinix GT 30 Pro.

Jika membahas keunggulannya, Infinix GT 30 Pro datang membawakan performa kencang serta tombol bahu GT Trigger yang langka di harganya. Di sisi lain, iQoo Z10 juga tidak mau kalah dengan kapasitas baterainya yang sangat besar. 

Dalam artikel ini, kami akan membahas perbandingan antara Infinix GT 30 Pro dan iQoo Z10 untuk menentukan mana yang lebih baik. Simak penjabaran berikut ini.

Infinix GT 30 Pro vs iQoo Z10: Harga

Menggenggam IQoo Z10, HP Berbaterai Terbesar 7.300 MAh
iQoo Z10

iQoo Z10 hadir dengan varian memori yang beragam, yakni RAM 8 GB/ 128 GB, RAM 8 GB/ 256 GB, RAM 12 GB/ 256 GB, dan RAM 12 GB/ 512 GB.

Dengan begitu, pengguna dapat memilih varian yang diinginkan secara lebih leluasa. Secara kontras, Infinix GT 30 Pro hanya menghadirkan dua memori saja yaitu RAM 8 GB/ 256 GB dan RAM 12 GB/ 512 GB. 

Selain punya beragam opsi memori, iQoo Z10 juga dibanderol dengan harga yang sedikit lebih terjangkau, mulai dari Rp 3,6 jutaan.

Sedangkan jika ingin meminang Infinix GT 30 Pro, perlu setidaknya menyiapkan dana Rp 3,9 jutaan yang kebetulan merupakan harga yang sama untuk iQoo Z10 varian RAM 8 GB/ 256 GB. 

VarianInfinix GT 30 ProiQoo Z10
RAM 8 GB/ 128 GBRp 3.699.000
RAM 8 GB/ 256 GBRp 3.999.000Rp 3.999.000
RAM 12 GB/ 256Rp 4.299.000
RAM 12 GB/ 512 GBRp 4.699.000Rp 4.699.000

Infinix GT 30 Pro vs iQoo Z10: Chipset

Menggenggam Infinix GT 30 Pro, HP Gaming dengan Lampu RGB dan Tombol Trigger
Infinix GT 30 Pro.

Sebagai dapur pacu GT 30 Pro, Infinix menjatuhkan pilihan pada chipset menengah dari MediaTek yakni Dimensity 8350 Ultimate. Sementara itu, iQoo memilih untuk memasangkan cip dari kubu Qualcomm untuk Z10, tepatnya Snapdragon 7s Gen 3.

Kedua chipset tersebut memiliki performa yang tergolong setara. Akan tetapi, Infinix GT 30 Pro memang menawarkan kinerja lebih tinggi jika melihat dari hasil skor AnTuTu. 

Menggenggam Infinix GT 30 Pro, HP Gaming dengan Lampu RGB dan Tombol Trigger
Layar spesifikasi Infinix GT 30 Pro dan fitur AI Folax.

Namun ini bukan berarti iQoo Z10 punya performa yang lemah. Ponsel ini masih dapat memberikan pengalaman pengguna sehari-hari yang nyaman dan lancar. Hanya saja, ketika bermain game berat seperti Genshin Impact, Infinix GT 30 Pro boleh jadi akan meraih frame rate lebih tinggi.

Melihat dari spesifikasinya, Dimensity 8350 memiliki clock speed lebih tinggi dibandingkan Snapdragon 7s Gen 3 (3,35 GHz vs. 2,5 GHz). Namun, Snapdragon 7s Gen 3 dilengkapi generasi mikroarsitektur yang lebih modern.

Menggenggam IQoo Z10, HP Berbaterai Terbesar 7.300 MAh
Tampilan layar yang memperlihatkan keterangan spesifikasi iQoo Z10.

SoC MediaTek tersebut dibangun pada fabrikasi 4 nm TSMC dengan cakupan 8-core CPU yakni 1x Cortex A715 (3,35 GHz), 3x Cortex A715 (3,20 GHz), dan 4x Cortex A510 (2,20 GHz). Pengolahan grafisnya mengandalkan GPU Mali G615 MC6.

Sedangkan, Snapdragon 7s Gen 3 (4 nm TSMC) juga dilengkapi dengan 8 inti prosesor yang terdiri atas 1x Cortex A720 (2,5 GHz), 3x Cortex A720 (2,4 GHz), dan 4x Cortex A520 (1,8 GHz). Menyoal urusan pengolahan grafis, diserahkan pada GPU Adreno 710. 

SpecsInfinix GT 30 ProiQoo Z10
ChipsetDimensity 8350 UltimateSnapdragon 7s Gen 3
GPUMali G615 MC6Adreno 710
AnTuTu1.349.476 poin804.936 poin
Geekbench single-core1.148 poin1.168 poin
Geekbench multi-core4.104 poin3.223 poin

Infinix GT 30 Pro vs iQoo Z10: Layar dan desain

Sebagai dua smartphone yang berada di kelas harga mid-range, tentu saja Infinix GT 30 Pro dan iQoo Z10 sudah mengusung panel AMOLED. Akan tetapi, pengalaman visual yang ditawarkan memang cukup berbeda. 

Kontestan dari kubu Infinix tersebut mengusung refresh rate 144 Hz yang lebih tinggi guna menawarkan pengalaman gaming yang lebih mulus. Hal ini berbeda dengan iQoo Z10 yang refresh rate miliknya “hanya” 120 Hz. 

Menggenggam Infinix GT 30 Pro, HP Gaming dengan Lampu RGB dan Tombol Trigger
Bagian belakang Infinix GT 30 Pro dengan desain Cyber Mecha Design 2.0.

Bukan hanya itu, layar Infinix GT 30 Pro juga hadir dengan resolusi lebih tajam, 1.224 x 2.720 piksel, dibandingkan iQoo Z10 yang beresolusi Full HD Plus alias 1.080 x 2.392 piksel. 

Kini beralih pada desain, Infinix GT 30 Pro tampak lebih garang karena mengusung konsep desain ala Mecha yang kental akan nuansa masa depan. Terlebih lagi, ponsel yang dikhususkan untuk gaming tersebut dibekali tombol bahu bernama GT Trigger yang bisa dipetakan untuk perintah apa pun di dalam game

Alih-alih mengusung tampilan khas gaming, iQoo Z10 tampaknya lebih menonjolkan sisi fotografi pada desainnya. Sebab, HP tersebut menampilkan modul kamera bundar raksasa yang diletakkan di tengah, nyaris menutupi keseluruhan area atas di bodi belakang.

Varian warna Glacier Silver pada Z10 menampilkan pola mirip guratan es di belakangnya, sementara opsi warna Stellar Black hadir dengan finishing matte yang dihiasi warna hitam polos.

Menggenggam IQoo Z10, HP Berbaterai Terbesar 7.300 MAh
Bagian punggung iQoo Z10.

Menyoal ketahanannya, kedua HP ini sama-sama didukung proteksi terhadap percikan air, alias IP64 untuk Infinix GT 30 Pro dan IP65 untuk iQoo Z10.

Sebagai tambahannya, sub-merk Vivo ini juga melengkapi Z10 dengan standar militer MIL-STD-810H. Ini supaya ponsel tidak mudah rusak saat terbentur atau ketika berada di lingkungan ekstrem.

SpesifikasiInfinix GT 30 ProiQoo Z10
LayarAMOLED 6,78 inci (1.224 x 2.720 piksel), refresh rate 144 Hz, kecerahan 1.600 nit (HBM), 4.500 nit (maksimal)AMOLED curved 6,77 inci (1.080 x 2.392 piksel), refresh rate 120 Hz, kecerahan 1.300 nit (HBM), 5.000 nit (maksimal)
Ketahanan bodiGorilla Glass 7i (depan), plastik (belakang dan frame), IP64IP65, MIL-STD-810H
Dimensi bodi163,7 x 75,8 x 8 mm, bobot 189 gram163,4 x 76,4 x 7,9 mm, bobot 199 gram
Varian warnaDark Flare, Shadow Ash, dan Blade WhiteStellar Black dan Glacier Silver

Infinix GT 30 Pro vs iQoo Z10: Kamera

Walau pun hadir sebagai HP gaming, Infinix GT 30 Pro tetap tidak melupakan sisi fotografi. Pasalnya, smartphone ini dilengkapi kamera utama beresolusi jumbo 108 MP Samsung ISOCELL HMX serta kamera ultra wide 8 MP GalaxyCore GC08A8. Kamera ultra wide ini bahkan sudah mendukung autofokus, fitur langka di harganya. 

Hal tersebut cukup kontras dengan iQoo Z10 yang mengusung sensor 50 MP Sony IMX882 sebagai kamera utamanya, serta depth sensor 2 MP sebagai pendampingnya. Ya, absennya kamera ultra wide pada iQoo Z10 membuatnya kalah saing dengan Infinix GT 30 Pro jika dilihat dari sisi fotografi.

SpesifikasiInfinix GT 30 ProiQoo Z10
Kamera belakang

108 MP f/1.9, PDAF + 8 MP ultra wide FoV 111 derajat (autofokus)

Perekaman hingga 4K 60 FPS, 1080p 60 FPS

50 MP f/1.8, 1/1,95 inci, PDAF, OIS + 2 MP f/2.4 depth

Perekaman hingga 4K 30 FPS/4K 120 FPS, 1080p 60 FPS

Kamera depan13 MP f/2.2, perekaman hingga 4K 30 FPS32 MP f/2.0, perekaman hingga 1080p 30 FPS

Infinix GT 30 Pro vs iQoo Z10: Baterai dan pengisian daya

iQoo Z10 menawarkan spesifikasi baterai yang begitu menggoda lantaran memiliki kapasitas baterai raksasa yaitu 7.300 mAh. iQoo menggunakan teknologi silikon-karbon agar Z10 dapat memiliki baterai berkapasitas jumbo tanpa harus mengorbankan ketebalan bodi.

Beralih ke Infinix GT 30 Pro, smartphone ini hanya dilengkapi dengan baterai 5.500 mAh kendati dengan fitur pengisian daya yang lebih lengkap. 

Menggenggam IQoo Z10, HP Berbaterai Terbesar 7.300 MAh
Sisi bawah (foto kiri) dan atas dari iQoo Z10.

Pada iQoo Z10, pengguna akan ditawarkan fast charging 90 watt via kabel, lebih besar dari pengisian daya 45 watt pada Infinix GT 30 Pro. Namun, kontestan dari Infinix ini dilengkapi dengan wireless charging 30 watt, fitur yang absen pada iQoo Z10.

Uniknya lagi GT 30 Pro juga dapat mengisi daya perangkat lain melalui metode reverse wireless charging, fitur yang biasanya hanya dimiliki ponsel flagship Rp 10 jutaan ke atas. 

SpesifikasiInfinix GT 30 ProiQoo Z10
Kapasitas baterai5.500 mAhSi/C 7.300 mAh
Fitur chargingPengisian 45 W via kabel
Pengisian nirkabel 30 W
Pengisian nirkabel terbalik 5 W
Pengisian terbalik via kabel 10 W
Bypass Charging 2
Pengisian 90 W via kabel
Reverse wired
PC Mark Battery Life7 jam 26 menit16 jam 41 menit
Durasi charging (20-100 persen)59 menit43 menit

Infinix GT 30 Pro vs iQoo Z10: Konektivitas dan speaker

Jika berbicara fitur konektivitas, kedua smartphone ini nyaris tidak berbeda. Keduanya kompak mendukung Bluetooth 5,4, GPS, port infrared untuk mengubah kanal TV dan suhu AC, serta USB-C 2.0.

Walau begitu, nyatanya iQoo Z10 sedikit lebih unggul karena sudah mendukung Wi-Fi 7, di saat Infinix GT 30 Pro “hanya” mendukung Wi-Fi 6. Umumnya perangkat yang mendukung Wi-Fi 7 tergolong lebih mahal dan masih terbatas, namun memiliki jaringan lebih cepat, stabil dan efisien ketimbang Wi-Fi 6. 

Selain itu, perbedaan lainnya dapat ditemukan pada bagian speaker. Di saat iQoo Z10 hanya mendukung mono speaker alias speaker tunggal, Infinix GT 30 Pro akan menghasilkan suara yang lebih immersive lantaran sudah stereo speaker

Infinix GT 30 Pro vs iQoo Z10: Software

Sebagai beberapa ponsel mid-range keluaran teranyar, iQoo dan Infinix kompak membekali kedua produknya dengan sistem operasi Android 15. Antarmukanya adalah XOS 15 untuk Infinix GT 30 Pro dan Funtouch 15 untuk iQoo Z10.

Dua-duanya sama-sama dijanjikan masa pembaruan versi Android selama 2 tahun. Namun, fitur-fitur gaming dan kecerdasan buatannya berbeda.

Menggenggam Infinix GT 30 Pro, HP Gaming dengan Lampu RGB dan Tombol Trigger
Casing dan cooler fan dalam keadaan terpasang ke Infinix GT 30 Pro.

Pada Infinix GT 30 Pro, misalnya, sudah mengantongi sertifikasi resmi untuk dapat meraih frame rate 120 FPS untuk sejumlah game populer seperti Mobile Legends: Bang Bang, Call of Duty Mobile, PUBG Mobile, Honor of Kings, Standoff 2, dan Battlegrounds Mobile India (BGMI)

Karena mendukung layar 144 Hz, HP ini juga bahkan berkemungkinan meraih frame rate 144 FPS untuk game seperti Standoff 2

Selain itu, Infinix GT 30 Pro juga dilengkapi sederet fitur AI untuk memudahkan produktivitas penggunanya, yakni:

  • Asisten AI Folax. Ini merupakan asisten digital bawaan Infinix yang kini sudah terintegrasi dengan DeepSeek R1. Anda juga dapat menggantinya dengan Google Gemini jika diinginkan.
  • Text Recognition and Extraction. Fungsinya adalah untuk mendeteksi dan menyalin teks dari gambar atau dokumen.
  • AI untuk dokumen. Pengguna dapat menerjemahkan, dan bahkan bisa membuat dokumen baru dengan bantuan AI.
  • AI untuk Galeri. Terdapat AI Sharpness Plus untuk mempertajam gambar, AI Eraser untuk menghapus objek tak diinginkan, serta AI Extender untuk memperluas foto menggunakan gambar hasil generate AI.
  • AI Recording & Translation. Sesuai namanya, perangkat ini dapat menghasilkan transkripsi rekaman audio di dalam sebuah ringkasan dan juga menerjemahkannya.
  • Wallpaper Generator. Jika tidak puas dengan wallpaper yang disediakan, Anda dapat membuat wallpaper sendiri dengan bantuan AI.
  • Circle to Search. Dapat melingkari objek yang ditampilkan di layar untuk mencari informasi yang berkaitan. 

Tidak lupa, pengguna juga dapat mengunduh model AI agar pemrosesannya dilakukan langsung di perangkat alias on-device. Dengan begini, sebagian fitur AI dapat digunakan tanpa harus mengirim data ke cloud

Tidak mau ketinggalan, iQoo Z10 juga hadir dengan fitur beragam. Fitur-fitur AI yang dihadirkan adalah AI Eraser dan Image Cutouts untuk menghapus atau memotong objek tertentu, AI Super Document untuk mengidentifikasi, mengekstrak, dan mengolah dokumen, serta AI Circle to Search untuk melingkari bagian layar guna mencari informasi terkait di dunia maya. 

Selain itu terdapat juga AI Note Assist yang dapat dipakai untuk menyusun, merapikan, dan meringkas catatan menggunakan bantuan AI. 

iQoo Z10 juga dibekali fitur software yang dapat mengoptimalkan kinerja pemakaian, seperti Priority Scheduling Model untuk memungkinkan waktu peluncuran lebih cepat 15 persen dan zRAM Compression Algorithm untuk meningkatkan kecepatan kompresi RAM sebesar 40 persen.

Selain itu terdapat juga fitur-fitur antarmuka khusus untuk meningkatkan tampilan UI, seperti Live Wallpaper yang seamless dan latar belakang terkustomisasi saat melakukan panggilan telepon.

Aqua Dynamic Effect juga turut hadir guna menambah elemen visual menarik dan halus ketika berpindah antar menu atau melakukan interaksi pada sistem operasi. Begitu pun dengan Origin Animation, dapat meningkatkan pengalaman pengguna dengan transisi animasi yang natural dan intuitif, sebagaimana dihimpun 91Mobiles Indonesia dari Fone Arena.

Kesimpulan

Itu tadi merupakan daftar perbedaan Infinix GT 30 Pro dan iQoo Z10, dua HP mid-range dengan harga Rp 3 jutaan. Masing-masing tentu punya kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Misalnya, pada Infinix GT 30 Pro, ia hadir dengan fitur gaming lebih lengkap, tombol bahu GT Trigger, performa lebih gesit, hingga layar dan fitur kamera yang lebih baik. HP ini juga cocok bagi mereka yang menginginkan fitur wireless charging.

Di luar dari yang dijabarkan di atas, Infinix GT 30 Pro juga memiliki kompatibilitas dengan aksesoris bawaan seperti casing khusus dan kipas pendingin, kendati dijual secara terpisah. Dukungan aksesoris bawaan ini tidak ditemukan pada pesaingnya.

Perihal kelebihan iQoo Z10, Anda bisa mendapatkan HP mid-range berkualitas dengan harga lebih terjangkau meskipun dengan memori lebih rendah. Anda pun lebih leluasa memilih varian memori yang dibutuhkan karena ketersediaan opsi yang lebih beragam.

Tidak lupa, iQoo Z10 juga menawarkan ketahanan baterai yang jauh lebih awet sekaligus durasi pengisian lebih singkat. Kapasitas baterai yang besar memang menjadi daya tarik utama pada HP keluaran 4 Juni 2025 tersebut.

The post Infinix GT 30 Pro Vs iQoo Z10, Duel HP Rp 3 Jutaan Terbaru first appeared on Indonesia Blog.

]]>
https://www.91mobiles.com/id/hub/infinix-gt-30-pro-vs-iqoo-z10-duel-hp-rp-3-jutaan-terbaru/feed/ 0 https://static.hub.91mobiles.com/multisite/wp-content/uploads/sites/6/2025/06/iQoo-Neo-10-Vs-Infinix-GT-30-Pro-2-150x150.jpg150150
Hands-On iQoo Z10x, HP Tangguh dengan Baterai Awet https://www.91mobiles.com/id/hub/hands-on-iqoo-z10x-hp-tangguh-dengan-baterai-awet/ https://www.91mobiles.com/id/hub/hands-on-iqoo-z10x-hp-tangguh-dengan-baterai-awet/#respond Tue, 27 May 2025 03:03:38 +0000 https://www.91mobiles.com/id/hub/?p=10802 iQoo Z10 series resmi meluncur di pasar India pada Jumat, 11 April 2025 lalu. Seri tersebut memperkenalkan dua model anyar yaitu iQoo Z10 dan iQoo Z10x, yang merupakan penerus dari iQoo Z9 dan iQoo Z9x. Di antara dua model tersebut, iQoo Z10x dibanderol dengan harga lebih murah ketimbang Z10 standar. Walau begitu, spesifikasinya tetap menggoda untuk kelas […]

The post Hands-On iQoo Z10x, HP Tangguh dengan Baterai Awet first appeared on Indonesia Blog.

]]>

iQoo Z10 series resmi meluncur di pasar India pada Jumat, 11 April 2025 lalu. Seri tersebut memperkenalkan dua model anyar yaitu iQoo Z10 dan iQoo Z10x, yang merupakan penerus dari iQoo Z9 dan iQoo Z9x. 

Di antara dua model tersebut, iQoo Z10x dibanderol dengan harga lebih murah ketimbang Z10 standar. Walau begitu, spesifikasinya tetap menggoda untuk kelas harganya. 

Tim 91Mobiles Indonesia berkesempatan untuk menjajal iQoo Z10x untuk pertama kalinya. Di dalam genggaman kami, Z10x tampil dengan menawan dengan bodi datarnya. Simak tampilan ponsel tersebut pada ulasan singkat berikut ini.

Desain, tampil minimalis namun tetap estetis

Sekilas tampilan bodi belakang HP ini terlihat sama dengan pendahulunya, Z9x. Kedua smartphone ini memang sama-sama punya tampilan minimalis dengan modul kamera persegi di pojok kiri atas.

Akan tetapi iQoo Z10x memang memperkenalkan aksen visual baru pada modul kameranya, yaitu Dynamic Light, dapat menyala setiap kali menerima notifikasi, panggilan telepon, dan sejumlah pemicu tertentu. 

Dynamic Light, fitur pencahayaan yang menyala saat kondisi tertentu.
Dynamic Light, fitur pencahayaan yang menyala saat kondisi tertentu.

Walau modul kameranya sedikit berbeda, iQoo Z10x punya spesifikasi sama persis dengan pendahulunya. HP ini diketahui mengusung kamera utama 50 MP Sony IMX882 dan depth sensor 2 MP di punggungnya.

iQoo menyediakan dua varian warna untuk Z10x yakni Ultramarine dan Titanium. Unit yang kami pegang kebetulan adalah varian Ultramarine, memamerkan warna biru dengan gradasi halus yang mengingatkan kami akan suasana laut.

Yang membuatnya cukup unik, ponsel ini mengusung desain frame datar alias flat. Namun, keempat sisinya sedikit melingkar guna menawarkan pengalaman genggam lebih nyaman. Desain yang diberi nama “Quad Curved Edges” ini berhasil membuat bodi ponsel cukup tipis menjadi hanya 8,09 mm. 

Beralih ke sisi depan, layar smartphone ini tentunya sudah mengusung desain punch hole. Sayangnya bezel yang ditampilkan masih terasa cukup tebal bagi kami, terlebih di sisi bawah.

Layar iQoo Z10x, punya kamera depan punch hole.

Layar tersebut menggunakan panel IPS LCD 6,72 inci Full HD Plus (1.080 x 2.408 piksel), hadir dengan aspek rasio 20:9 dan refresh rate 120 Hz. Ponsel ini dapat mencapai kecerahan hingga 1.050 nit (HBM). Sebagai informasi, ini adalah spesifikasi layar yang nyaris sama persis dengan iQoo Z9x.

Perihal ketahanan bodi, iQoo Z10x tersertifikasi IP64 guna membuatnya tidak mudah rusak saat terkena debu dan percikan air. Entah mengapa iQoo tidak memilih IP68 sebagaimana tren ponsel mid-range saat ini.

Selain itu, tersedia juga standar militer MIL-STD-810H yang membuatnya tahan pada penggunaan dan lingkungan ekstrem, termasuk dari benturan. 

Hardware, performa gesit dengan baterai jumbo

Pemilihan chipset Dimensity 7300 di HP ini tampaknya menjadi satu dari segelintir hal yang membedakannya dengan iQoo Z9x. Ya, iQoo Z10x beralih dari Snapdragon 6 Gen 1 pada Z9x menjadi chip kelas menengah dari MediaTek. 

Penggunaan cip tersebut menurut kami adalah sebuah keputusan yang sangat baik. Sebab, performanya memang jadi melonjak tinggi dibandingkan sebelumnya. 

iQoo Z10x menggunakan Dimensity 7300 dan antarmuka Funtouch OS 15.

Dengan fabrikasi 4 nm dari TSMC, Dimensity 7300 dilengkapi 8-core CPU yang mencakup 4x Cortex A78 (2,5 GHz) dan 4x Cortex A55 (2 GHz). Pengolahan grafisnya menggunakan GPU Mali-G615 MP2 dengan frekuensi 1.047 MHz.

Dari benchmark di bawah, terlihat bahwa iQoo Z10x berhasil menorehkan skor 696.045 poin pada AnTuTu v10, serta 862 poin (single-core) dan 2.577 poin (multi-core) pada Geekbench 6.

Skor benchmark pada iQoo Z10x.

Skor AnTuTu v10 yang hampir menyentuh 700 ribu tersebut adalah peningkatan drastis ketimbang iQoo Z9x dengan skor 552.168 poin.

Bukan hanya chipset, iQoo juga melakukan upgrade pada baterai Z10x. Di saat pendahulunya “hanya” berkapasitas 6.000 mAh, kini iQoo Z10x punya baterai 6.500 mAh. Pengisian dayanya namun tetap sama di angka 44 watt

Hasilnya pun terlihat, ponsel ini sukses bertahan selama 14 jam 21 menit pada pengujian PC Mark Work 3.0 Battery Life. Ini jelas merupakan durasi ketahanan sangat tinggi dibandingkan mayoritas rivalnya.

Perangkat yang kami pegang berjalan pada sistem operasi Android 15 yang dipoles dengan antarmuka Funtouch OS 15, kontras dengan varian di China yang memakai OriginOS. 

Sub-brand dari Vivo ini menjanjikan dukungan pembaruan OS Android hingga 2 tahun serta patch sekuriti hingga 3 tahun. Mengikuti tren industri yang sedang berkembang, iQoo Z10x turut hadir dengan sederet fitur kecerdasan buatan yakni AI Erase, AI Super Document, Circle to Search, Note Assist, dan lain sebagainya. 

Smartphone ini debut pertama kali pada pertengahan April di pasar India sebelum akhirnya rilis di China pada 29 April 2025 lalu. Sayangnya, belum diketahui kapan iQoo Z10x bakal rilis di Indonesia.

Berikut ini daftar harga iQoo Z10x di negara asalnya.

  • RAM 8 GB/ 128 GB: 1.099 yuan (Rp 2,4 jutaan)
  • RAM 8 GB/ 256 GB: 1.199 yuan (Rp 2,7 jutaan)
  • RAM 12 GB/ 256 GB: 1.399 yuan (Rp 3,1 jutaan)
  • RAM 12 GB/ 512 GB: 1.599 yuan (Rp 3,6 jutaan)

Unit yang berada di tangan tim 91Mobiles Indonesia menggunakan RAM 8 GB/ 256 GB. Akan tetapi, belum diketahui varian mana saja yang akan dibawa masuk ke Tanah Air.

Di Indonesia, iQoo Z9x rilis pada Mei 2024. Kala itu Z9x diluncurkan dengan banderol harga mulai dari Rp 2.999.000. Tampaknya iQoo Z10x juga akan mengusung harga serupa. Jika iya, tampaknya ponsel ini akan bersaing dengan Infinix Note 50S 5G.

The post Hands-On iQoo Z10x, HP Tangguh dengan Baterai Awet first appeared on Indonesia Blog.

]]>
https://www.91mobiles.com/id/hub/hands-on-iqoo-z10x-hp-tangguh-dengan-baterai-awet/feed/ 0 https://static.hub.91mobiles.com/multisite/wp-content/uploads/sites/6/2025/05/iqoo_z10x_5g_hands-on-2-150x150.jpg150150