
Table of Contents
Selain kondisi ekonomi, analis senior Counterpoint Febriman Abdillah mengatakan ada sejumlah hal yang menjadi pendorong kenaikan pasar smartphone Indonesia tersebut.
Salah satunya adalah banyaknya peluncuran model smartphone baru yang menarik, terutama di segmen entry-level di kisaran harga Rp 3 juta, sehingga mendorong konsumen untuk melakukan upgrade.
Febriman mengatakan, model-model smartphone entry level baru tersebut menawarkan banyak spesifikasi yang ditingkatkan, misalnya dari aspek kamera serta kapasitas RAM dan media internal.
“Jadi, peluncuran model-model baru ini mengakomodasi kebutuhan upgrade konsumen, misalnya dari yang awalnya memakai (smartphone dengan media internal) 64 GB menjadi 128 GB,” ujar Febriman di sela acara Indonesia Gadget Award 2024 di Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Para pabrikan smartphone juga disebut Febriman banyak menggelar promosi dengan memanfaatkan momen-momen sepanjang kuartal-III 2024 di Indonesia, misalnya HUT Republik Indonesia pada 17 Agustus.
“Ini adalah momen di mana konsumen ingin spending lebih banyak, sehingga dimanfaatkan pabrik-pabrik untuk menambah pengiriman karena antisipasi konsumen banyak membeli,” imbuhnya.
Menurut data Counterpoint, dibandingkan periode yang sama sebelumnya, pangsa pasar smartphone entry level dengan kisaran harga di bawah 200 dollar AS (Rp 3 juta ke bawah) mengalami kenaikan menjadi 61 persen, dari sebelumnya 59 persen.
Sebaliknya, pangsa produk papan tengah di kisaran harga 200-599 dollar AS (Rp 3-6 jutaan) mengecil dari 28 persen menjadi 26 persen. Segmen harga di atas itu stabil di angka 13 persen.
Menurut Febriman, hal tersebut disebabkan oleh banyaknya model-model smartphone entry-level yang diperkenalkan sepanjang kuartal-III 2024. Selain itu, ada juga sejumlah model smartphone mid-range lama yang mengalami penurunan harga sehingga menjadi lebih terjangkau.
“Ini juga menguntungkan bagi konsumen. Dengan spesifikasi bagus, dulu mahal, tapi sekarang harganya sudah turun,” pungkasnya.
Febriman menjelaskan, Counterpoint mengukur pasaran smartphone Indonesia menggunakan metode sell-in, yakni angka pengiriman dari pabrikan ke warehouse.
Berdasarkan data firma riset ini, untuk kuartal-III 2024, posisi puncak brand smartphone di Indonesia masih diduduki Xiaomi dengan pangsa pasar sebesar 19 persen. Xiaomi disebut memimpin segmen entry-level di Indonesia (di bawah 200 dollar AS/ Rp 3 juta) dengan market share 25 persen sepanjang periode tersebut, atau naik 19 persen secara YoY.
Di urutan kedua ada Oppo yang mengalami pertumbuhan shipment 2 persen YoY dengan market share 18 persen. Oppo disebut memimpin di kisaran harga 200-399 dollar AS (RP 3-6 jutaan) dan 400-599 dollar AS (Rp 6-9 jutaan), sesuai dengan strateginya berfokus di segmen menengah dan atas.
Vivo duduk di urutan tiga dengan kenaikan pengiriman sebesar 6 persen YoY, sementara pangsa pasarnya di kuartal-III 2024 tercatat sebesar 17 persen.
Di posisi keempat ada Samsung yang memimpin pasaran premium di atas 600 dollar AS (Rp 9 juta ke atas), di mana pabrikan ini memiliki pangsa pasar 47 persen atau tumbuh 87 persen YoY berkat produk-produk premium seperti Galaxy Z Fold 6, Flip 6, dan Galaxy S24 FE.
Di urutan kelima dan keenam duduk Realme dan Infinix yang masing-masing memiliki pangsa pasar 11 persen dan 9 persen. Sebanyak 9 persen sisanya diisi oleh merek-merek lain.